BeritaKabar Daerah

Meneladani Akhlak Rasulullah, Pesan Menggugah dari Hari Bermuhammadiyah PDM Wonosobo

PWMJATENG.COM, Wonosobo – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo menggelar Pengajian Pimpinan dalam rangka Hari Bermuhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung di GOR SMA Muhammadiyah Wonosobo pada Ahad (28/9) ini menghadirkan pembicara utama, Royan Utsany, dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hadir pula pleno PDM, UPP, PCM, PRM, serta perwakilan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Kabupaten Wonosobo.

Dalam sambutannya, Ketua PDM Wonosobo, Asrori Zaeni, menekankan pentingnya meneladani Rasulullah. Ia mengajak seluruh jamaah untuk menumbuhkan semangat menghadiri majelis pengajian sebagaimana teladan Nabi. “Rasulullah selalu senang hadir di majelis ilmu. Bahkan nilai pahalanya sama dengan berjihad di zamannya,” kata Asrori.

Ia kemudian menyinggung kisah perang Tabuk. Pada saat itu, menurutnya, Rasulullah memberikan penghiburan bagi mereka yang tidak ikut berperang. “Ada yang gundah karena tak bisa berangkat jihad. Rasulullah lalu menegaskan, orang yang tetap di rumah, mengaji, dan menuntut ilmu, akan memperoleh pahala yang sama seperti para mujahid,” jelasnya.

Asrori menegaskan, Pengajian Hari Bermuhammadiyah bukan sekadar ajang silaturahmi. Lebih jauh, kegiatan ini menjadi sarana interaksi dan komitmen bersama untuk berislam sekaligus bermuhammadiyah. Ia menekankan pentingnya menegakkan amar makruf nahi mungkar di tengah kehidupan sosial.

Ia juga menyinggung situasi demokrasi dan politik nasional. Menurutnya, kondisi bangsa belum sepenuhnya stabil. “Muhammadiyah harus aktif mencari solusi terbaik. Melalui amal usaha yang kita miliki, kita bisa ikut membantu mengatasi problem umat. Masyarakat butuh ketenangan, kedamaian, dan jawaban konkret atas persoalan yang mereka hadapi,” ujarnya.

Baca juga, Berita Resmi: Tanfidz Musywil II-III Majelis Tarjih PWM Jawa Tengah

Dalam penegasan lain, Asrori menekankan bahwa Muhammadiyah harus tetap menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil-‘alamin. “Jangan sampai Muhammadiyah justru menjadi ‘slilit’, menjadi bagian dari masalah. Sebaliknya, kita harus hadir sebagai penawar dan solusi,” tegasnya.

Sementara itu, Royan Utsany dalam paparannya mengajak jamaah untuk memperbanyak rasa syukur. Ia mengingatkan ayat Al-Qur’an yang menegaskan, “Barang siapa bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambah nikmat-Nya. Namun barang siapa kufur, sesungguhnya azab-Ku amat pedih.”

Royan menekankan, Rasulullah adalah teladan kesabaran. Meski menghadapi banyak ujian, beliau tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah. “Rasulullah adalah pribadi yang santun dan istiqamah. Itulah akhlak yang perlu kita teladani,” ungkapnya.

Ia menambahkan, orang yang tidak pernah melihat Rasulullah secara langsung, tetapi beriman kepada Allah, akan tetap mendapatkan syafaat Nabi. Pesan itu disampaikan agar jamaah semakin memperkuat iman dan keyakinan.

Dalam kesempatan itu, Royan juga membawakan kisah Imam Ahmad bin Hanbal. Menurut ceritanya, menjelang wafat, Imam Ahmad sempat kesulitan mengucapkan kalimat tauhid. Ia hanya mengulang kata “laa… laa…” seakan tidak bisa melafalkan Laa ilaaha illallah.

Ketika sadar, Imam Ahmad menjelaskan bahwa dirinya digoda oleh setan dalam wujud orang tua. Setan itu berusaha menyesatkannya agar keluar dari Islam. Namun akhirnya, menjelang akhir hayat, Imam Ahmad berhasil melafalkan kalimat tauhid dengan sempurna. “Kisah ini memberi pelajaran penting. Kita harus menjaga tauhid hingga akhir hayat, sebab setan akan selalu mencari celah untuk menyesatkan,” tegas Royan.

Kontributor : Rudy
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE