
PWMJATENG.COM, Surakarta – Cabang olahraga pencak silat menjadi sorotan utama pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX Jawa Tengah 2025. Memasuki hari kedua, Rabu (24/9), kompetisi yang berlangsung di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu tercatat sebagai cabor dengan peserta terbanyak, yakni hampir 400 atlet dari 36 provinsi.
Pertandingan berlangsung sejak Selasa (23/9) hingga Jumat (26/9). Technical Delegate Pencak Silat POMNAS 2025, Haris Nugroho, menuturkan bahwa regulasi pertandingan sudah disampaikan ke seluruh kontingen. Namun, dinamika di lapangan tetap membutuhkan penyempurnaan melalui forum technical meeting.
“Kadang masih ada kekurangan di sana-sini, tetapi semua bisa dibicarakan di technical meeting sehingga setiap pihak merasa happy dan sesuai dengan kesepakatan bersama,” ujar Haris.
Haris menekankan bahwa POMNAS adalah ajang besar yang setara dengan kejuaraan nasional. Bedanya, event ini dikhususkan bagi mahasiswa, meskipun para atlet tetap membawa nama provinsi masing-masing di bawah naungan BAPOMI.
“Tahun ini pesertanya luar biasa banyak, hampir 400 atlet. Biasanya hanya sekitar 200-an. Itu menjadikan pencak silat sebagai cabor dengan peserta terbanyak di POMNAS XIX,” jelasnya.
Ia menambahkan, para atlet sekaligus bisa menikmati Kota Solo. “Kalau di Solo, sepertinya mereka senang. Bisa bertanding sekaligus berwisata,” ujarnya.
Haris berharap POMNAS tidak sekadar ajang lomba, tetapi juga wadah pembinaan prestasi jangka panjang. “Pemenang di sini bisa melangkah ke ASEAN University Games, bahkan level Asia hingga dunia. Road to Olympic versi mahasiswa semoga bisa terwujud sehingga pencak silat semakin diterima di dunia,” tegasnya.
Selain jumlah peserta yang tinggi, pencak silat juga menempati venue termegah, yaitu Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS. Menurut Haris, fasilitas penyelenggaraan kali ini sangat memadai. “Tempatnya luar biasa, standar manajemen penyelenggaraan juga sudah terpenuhi,” ungkapnya.
Baca juga, Memaknai Maulid: Mengayuh di Antara Dua Karang (Bagian Pertama)
Dari sisi persaingan, pertandingan berlangsung semakin kompetitif. Haris menjelaskan sistem kompetisi terdiri dari babak penyisihan, perdelapan final, perempat final, semifinal, hingga final. “Di pencak silat ada juara satu, juara dua, dan dua peraih juara tiga bersama. Jadi betul-betul yang terbaiklah yang bisa tampil di final,” katanya.
Lebih lanjut, Haris menuturkan bahwa prestasi mahasiswa di POMNAS memiliki manfaat ganda. Selain mendapat apresiasi dari kampus berupa beasiswa atau uang pembinaan, capaian itu juga masuk dalam indikator kinerja utama perguruan tinggi. “Prestasi mahasiswa menjadi bagian dari IKU, sehingga turut mengangkat nama baik universitas,” tambahnya.

Sementara itu, Manager Kontingen Bali, Wayan Sudiarta, menjelaskan bahwa pihaknya menurunkan 15 atlet dengan persiapan dua bulan. Menurutnya, sebagian besar atlet sudah memiliki pengalaman bertanding di Porprov Bali sehingga cukup siap menghadapi persaingan.
“Persaingannya ketat karena hampir 400 pesilat ikut serta. Untuk bisa lolos ke final, perjuangannya luar biasa,” ucap Wayan.
Ia juga mengapresiasi layanan penyelenggara. “Mulai dari technical meeting, pengecekan atlet, hingga fasilitas venue yang bersih dan nyaman, semuanya bagus. Kami sangat berterima kasih kepada UMS,” imbuhnya.
Tim Bali mengikuti hampir seluruh kelas, kecuali beberapa kategori di sektor putri. Hingga hari kedua, mereka masih bertahan di enam pertandingan dengan peluang menuju semifinal. “Harapannya, POMNAS tahun ini bisa dievaluasi agar lebih objektif, terutama soal wasit dan juri,” tambahnya.
Sementara itu, kontingen Lampung juga menunjukkan optimisme tinggi. Raditya, salah satu atlet Lampung, mengatakan bahwa timnya menurunkan 24 atlet. “Ada 10 atlet yang sudah lolos ke semifinal. Kami ikut di nomor seni dan tanding, dan keduanya punya jagoan,” jelas Radit.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha