BeritaKabar Daerah

Ribuan Petani Ramaikan Jambore Nasional JATAM, Muhammadiyah Aceh Tegaskan Komitmen Kedaulatan Pangan

PWMJATENG.COM, Kebumen – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di Pendopo Kabumian, Kebumen, Jawa Tengah, Jumat–Minggu (19–21/9/2025). Acara ini menjadi ajang konsolidasi besar para petani Muhammadiyah dari berbagai daerah dengan mengusung tema “Daulat Pangan untuk Indonesia Berkemakmuran”.

Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 1.000 petani dari 22 provinsi. Selain diskusi dan pertemuan, panitia juga menyelenggarakan expo serta bazar produk unggulan. Produk yang dipamerkan datang dari JATAM daerah, perguruan tinggi, perusahaan nasional, hingga pelaku UMKM lokal.

Sekretaris MPM Muhammadiyah Aceh, Muzadi, menegaskan bahwa kehadiran mereka di Jambore JATAM merupakan wujud komitmen untuk memperjuangkan pertanian yang adil, mandiri, dan berkelanjutan. “Kami datang ke jambore ini untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan petani dari berbagai daerah,” ujarnya.

Menurutnya, petani Muhammadiyah perlu menegaskan arah perjuangan melalui pertanian organik yang berkelanjutan. “Kami yakin dengan mengedepankan pertanian organik, masa depan pertanian Aceh bisa lebih cerah. Jambore ini bukan hanya ajang kumpul, tetapi juga sarana konsolidasi gerakan jamaah tani Muhammadiyah secara nasional,” jelas Muzadi.

Ia menilai momentum jambore dapat menjadi titik temu untuk saling belajar, menunjukkan potensi, dan memperkuat eksistensi petani Muhammadiyah. Dalam keterangan tertulisnya, Muzadi menyebut kegiatan ini bisa menjadi model kerja sama antar sektor. “Ke depan, jambore perlu difokuskan sesuai kluster permasalahan, misalnya bidang budidaya atau pemasaran. Dengan begitu, antar sektor bisa saling mendukung demi kemandirian pangan,” katanya.

Baca juga, 1.000 Petani Muhammadiyah Ramaikan Jambore Nasional Pertama di Kebumen, Tafsir Tegaskan Peran Petani dalam Kedaulatan Pangan

Meski demikian, Muzadi menyadari pelaksanaan perdana Jambore Nasional JATAM belum menjawab seluruh kebutuhan petani. Karena itu, ia menekankan pentingnya pembenahan konsep pada pertemuan mendatang. “Karena ini baru pelaksanaan yang pertama, mungkin terasa belum menjawab sepenuhnya kebutuhan para petani. Maka di jambore selanjutnya, arah dan orientasi pelaksanaan harus lebih diperjelas,” tegasnya.

Muzadi juga menyoroti pentingnya membangun sinergi antara daerah dengan pusat. Menurutnya, pemberdayaan petani Muhammadiyah tidak bisa hanya bersifat parsial, melainkan harus terintegrasi dalam strategi bersama. “Salah satu hal yang mesti dilakukan ke depan adalah bagaimana membangun sinergisitas antara daerah dengan pusat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kemandirian pangan hanya bisa dicapai dengan memperkuat sektor akar rumput. Petani Muhammadiyah, katanya, harus mampu membalik stigma lama yang memandang profesi petani sebagai pekerjaan yang penuh keterbatasan. “Kunci kemandirian pangan adalah pemberdayaan sektor akar rumput, yakni para petani Muhammadiyah. Harus ada perubahan paradigma, bahwa bertani bisa membawa kemakmuran bahkan kekayaan,” pungkasnya.

Jambore Nasional I JATAM ini mendapat sambutan hangat dari para peserta yang hadir. Mereka tidak hanya berdiskusi, tetapi juga memperlihatkan hasil pertanian dan produk olahan lokal. Suasana kebersamaan terlihat ketika para petani dari Aceh hingga Papua duduk bersama membicarakan persoalan yang sama: bagaimana menjadikan pertanian sebagai tulang punggung kedaulatan pangan bangsa.

Kontributor : Rizki
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE