BeritaTokoh

Eny Winaryati: Pemberdayaan Menjadi Kunci Utama Membangun Masyarakat yang Berkemajuan

PWMJATENG.COM – Gerakan perempuan Muhammadiyah, yakni ‘Aisyiyah, memiliki peran yang semakin strategis dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan budaya di era modern. Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah, Eny Winaryati, menegaskan bahwa pemberdayaan menjadi kunci utama dalam membangun masyarakat yang berkemajuan. Dalam ceramahnya, ia menyampaikan bahwa ada tiga langkah penting yang perlu ditekankan, yakni pengakuan akan kesetaraan kemampuan, ruang diskusi bersama untuk menyelesaikan masalah, serta pemberian kesempatan bagi mereka yang memiliki kapasitas lebih untuk membantu dalam bentuk kegiatan pemberdayaan.

Eny menekankan bahwa ideologi gerakan ‘Aisyiyah berakar pada praktik sosial Al-Ma‘un. Menurutnya, nilai ini diwujudkan dalam dua model unggulan: program keluarga sakinah dan Qoriah Thoyyibah. Keduanya dirancang untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, religius, dan berdaya. Ia menambahkan bahwa pembentukan keluarga sakinah menjadi fondasi yang mengarah pada lahirnya desa atau komunitas Qoriah Thoyyibah. “Program ini bukan hanya untuk kepentingan internal warga ‘Aisyiyah, tetapi juga ditujukan kepada masyarakat luas agar mereka memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang tantangan hidup yang semakin kompleks,” jelasnya.

Revitalisasi Cabang, Ranting, dan Amal Usaha

Dalam pandangan Eny, keberlanjutan gerakan ‘Aisyiyah tidak dapat dilepaskan dari revitalisasi. Istilah revitalisasi ia maknai sebagai upaya memvitalkan cabang, ranting, maupun amal usaha agar semakin berkualitas. Jika sebelumnya belum ada ranting atau cabang, maka revitalisasi mendorong terbentuknya. Jika amal usaha belum ada, maka akan dilahirkan, misalnya taman kanak-kanak ‘Aisyiyah. “Gerakan ini harus membuat yang sudah ada menjadi semakin vital, semakin baik, dan semakin bermanfaat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa revitalisasi juga mencakup kepemimpinan dan kaderisasi. Proses ini bertujuan agar kualitas pemimpin dan anggota organisasi meningkat secara bertahap, baik dalam kemampuan menyampaikan gagasan maupun dalam mengambil keputusan. Hal ini sejalan dengan semangat multitasking yang telah menjadi karakter melekat pada gerakan perempuan Muhammadiyah.

Tujuan Besar: Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya

Eny menegaskan bahwa tujuan utama dari seluruh upaya tersebut adalah menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam. Harapannya, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat terwujud, meski hal itu bukanlah proses instan. Ia menekankan bahwa dinamika kehidupan akan selalu melahirkan tantangan baru, sehingga diperlukan langkah-langkah berkelanjutan yang lebih optimal.

Dalam konteks ini, ia merujuk pada firman Allah dalam Al-Qur’an:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Ayat tersebut menjadi pijakan bahwa visi gerakan ‘Aisyiyah adalah menghadirkan rahmat dan manfaat bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk kalangan internal.

Baca juga, Meneladani Sisi Manusiawi Nabi Muhammad: Uswah Hasanah yang Membumi

Dalam ceramahnya, Eny juga menyinggung tentang peluang besar Indonesia melalui bonus demografi. Bonus ini merujuk pada kondisi ketika jumlah usia produktif (15–64 tahun) lebih besar dibanding usia non-produktif. Namun, ia mengingatkan bahwa peluang itu bisa berubah menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik. “Kalau usia produktif tidak memiliki keterampilan dan kapasitas yang memadai, maka bangsa ini justru akan terbebani,” ujarnya. Oleh karena itu, ‘Aisyiyah perlu membekali masyarakat dengan keterampilan dan kemampuan agar bonus demografi benar-benar menjadi motor kemajuan bangsa.

Selain itu, ia menyoroti keterkaitan antara gerakan ‘Aisyiyah dengan agenda global, yakni Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Ia mengingatkan bahwa ada 17 tujuan SDGs yang harus diperhatikan, mulai dari pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, pendidikan berkualitas, hingga perlindungan lingkungan. “Kita harus terlibat aktif, karena ada tujuan yang langsung bersinggungan dengan isu perempuan, seperti kesehatan ibu, sanitasi layak, dan pendidikan,” jelasnya.

Eny menambahkan bahwa beberapa target SDGs belum tercapai di Indonesia, seperti kemiskinan, angka kematian ibu, prevalensi HIV/AIDS, hingga sanitasi layak di pedesaan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara organisasi masyarakat dengan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan tersebut. “Tidak ada satu program pun yang bisa diselesaikan sendirian. Kolaborasi adalah kunci percepatan,” katanya.

Strategi Kolaborasi dan Penelitian

Eny juga menggarisbawahi pentingnya integrasi SDGs ke dalam dokumen perencanaan daerah. Menurutnya, ‘Aisyiyah bisa berperan aktif dengan melakukan advokasi, penelitian, dan pemetaan persoalan yang ada di masyarakat. Dengan cara ini, strategi yang dirancang bisa lebih tepat sasaran.

Ia mencontohkan peran perempuan dalam memastikan kebutuhan dasar keluarga, termasuk air bersih. Menurutnya, seorang ibu rela menahan diri tidak minum sebelum anaknya minum, berbeda dengan ayah yang bisa lebih fleksibel. Hal ini menunjukkan bagaimana kebutuhan dasar sangat terkait dengan kondisi perempuan.

Arah Masa Depan Gerakan ‘Aisyiyah

Akhirnya, Eny menegaskan bahwa orientasi gerakan ‘Aisyiyah selalu berpijak pada cita-cita Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Melalui program keluarga sakinah, Qoriah Thoyyibah, hingga keterlibatan dalam agenda global seperti SDGs, organisasi ini berusaha menjawab tantangan zaman sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Ia menutup ceramahnya dengan optimisme bahwa dengan kerja kolektif, kolaborasi, dan pemanfaatan potensi yang ada, ‘Aisyiyah dapat terus berkontribusi dalam membangun bangsa dan umat. “Apapun yang kita lakukan harus berorientasi pada kemanfaatan bagi umat dan bangsa. Itulah visi Islam, dan itu pula yang menjadi visi gerakan kita,” pungkasnya.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE