Kolom

Bendera “One Piece” sebagai Simbol Protes Melawan Kemapanan Demokrasi Sudut Pandang Demontrasi di Indonesia dan Nepal

Bendera “One Piece” sebagai Simbol Protes Melawan Kemapanan Demokrasi Sudut Pandang Demontrasi di Indonesia dan Nepal

Oleh : R. Kurniawan Dwi Septiady (Dosen Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan)

PWMJATENG.COM – Dalam dunia modern, simbolisme memainkan peran penting dalam gerakan sosial maupun politik. Berbagai objek, mulai dari bunga hingga bendera, sering digunakan untuk menyampaikan pesan, menyatukan massa, sekaligus menentang otoritas. Fenomena menarik yang belakangan mencuat adalah penggunaan bendera kru Topi Jerami dari serial anime populer One Piece sebagai simbol protes.

Awalnya, bendera tersebut hanya dikenal dalam ranah hiburan. Namun, kini ia berevolusi menjadi lambang perlawanan, khususnya dalam konteks perjuangan demokrasi. Bendera bajak laut Topi Jerami, dengan gambar tengkorak berbalut topi jerami khasnya, melambangkan kebebasan, petualangan, serta persahabatan dalam dunia manga dan anime karya Eiichiro Oda. Di balik visual sederhana itu, bendera tersebut merepresentasikan perjuangan melawan ketidakadilan, korupsi, dan kekuasaan yang menindas.

Tokoh utama, Monkey D. Luffy, bersama krunya berlayar untuk mencari kebebasan mutlak. Mereka menolak tunduk pada Pemerintah Dunia yang digambarkan penuh korupsi dan penindasan. Gambaran inilah yang membuat simbol tersebut relevan ketika dibawa ke ruang protes politik nyata.

Dari Thailand hingga Indonesia

Transformasi bendera One Piece menjadi simbol protes terlihat jelas dalam gerakan pro-demokrasi di Thailand pada 2020. Saat demonstrasi menuntut reformasi monarki dan pemerintahan, bendera ini berkibar di antara kerumunan. Para pengunjuk rasa menempatkannya sejajar dengan bendera nasional dan spanduk lainnya. Pesan yang ingin disampaikan jelas: mereka adalah “bajak laut” yang menuntut keadilan dan kebebasan.

Di Indonesia, bendera ini juga sempat muncul dalam aksi besar menentang DPR RI. Demonstran menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai upaya menekan korupsi. Meski demikian, bendera Merah Putih tetap menjadi simbol utama. Hal ini menegaskan bahwa mereka tidak menolak negara, melainkan memprotes perilaku elit penguasa yang mengatasnamakan rakyat.

Simbol dengan Makna Universal

Efektivitas bendera One Piece sebagai simbol perlawanan didukung oleh tiga faktor utama. Pertama, identitas bersama. Serial ini memiliki basis penggemar global yang luas, sehingga simbol tersebut menciptakan rasa solidaritas lintas latar belakang sosial maupun politik.

Baca juga, Menafsir Ulang Sirah Nabawiyah: Dari Narasi Mitos Menuju Pemahaman Historis

Kedua, pesan yang jelas. Bendera itu merepresentasikan perjuangan melawan tirani serta pencarian kebebasan. Pesan ini mudah dipahami tanpa perlu penjelasan panjang.

Ketiga, resonansi emosional. Bagi penggemar, mengibarkan bendera Topi Jerami bukan sekadar tindakan politik, tetapi juga pernyataan personal yang penuh makna.

Perbedaan Respons di Berbagai Negara

Meski simbolisasi ini muncul di banyak negara, respons pemerintah berbeda-beda. Di Indonesia, penggunaan bendera tersebut dianggap pelanggaran serius. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, pengibaran bendera selain bendera negara bisa dipandang sebagai tindakan makar. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, bendera komunitas kerap ditemui dalam pertandingan sepak bola, konser musik, hingga acara organisasi.

Ketakutan terhadap makar kerap dinilai berlebihan. Hal ini muncul dari kekhawatiran penguasa terhadap dominasi politiknya yang mulai digugat oleh generasi milenial, kelompok dengan suara terbesar dalam pemilu.

Pengalaman berbeda terjadi di Nepal. Aksi massa di sana berhasil menggulingkan rezim berkuasa. Para demonstran bahkan sempat membongkar brankas pemerintah dan menebarkan uang ke jalanan. Namun, massa tidak tergoda mengambilnya, karena tujuan utama mereka adalah memprotes korupsi, bukan merampas harta.

Sebaliknya, di Indonesia, aksi massa kerap diwarnai penjarahan terhadap fasilitas umum. Tujuan demonstrasi pun menjadi kabur, bahkan berujung kehilangan simpati masyarakat.

Jalan Panjang Demokrasi

Perjalanan demokrasi di Indonesia masih panjang. Dinamika politik domestik maupun internasional akan terus memengaruhi wacana kebebasan dan keadilan. Aksi protes, sekecil apa pun, seharusnya menjadi pengingat bagi elit penguasa bahwa rakyat mengawasi perilaku mereka.

Tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, pernah mengatakan, “Tidak mudah suatu bangsa melepaskan diri dari racun ketakutan yang telah mengakar. Namun keberanian akan bangkit, sebab takut bukanlah sifat manusia yang beradab.”

Pernyataan itu seakan menegaskan bahwa simbol apa pun, termasuk bendera fiksi, bisa menjadi medium rakyat untuk melawan dominasi kekuasaan yang dianggap tidak adil.

Referensi
  • From Pirates to Protesters: ‘One Piece’ Fans and the Fight for Democracy – The Washington Post
  • How ‘One Piece’ Became a Symbol of Protest in Thailand – Coconuts Bangkok
  • The Role of Anime and Manga in Political Protest – The Diplomat
  • Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE