Editorial

Muhammadiyah Unggul Berkemajuan: Menapaki Jalan Transformasi Gerakan Global

PWMJATENG.COM – Dalam dinamika kehidupan modern yang ditandai oleh derasnya arus globalisasi dan revolusi teknologi informasi, Muhammadiyah dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang besar. Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di dunia, Muhammadiyah tidak cukup hanya bertahan dengan pola gerakan lama, melainkan harus bergerak secara lebih maju, profesional, modern, serta berakar kuat pada basis umat. Konsep “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan” hadir sebagai orientasi untuk menjawab tuntutan zaman, dengan menekankan transformasi organisasi, peningkatan kualitas sumber daya, penguatan amal usaha, serta internasionalisasi gerakan.

Transformasi Sistem Gerakan di Era Global

Transformasi sistem gerakan Muhammadiyah merupakan prasyarat untuk menghadapi perubahan sosial yang cepat. Menurut teori modernisasi Talcott Parsons, sebuah organisasi yang ingin bertahan di era global harus mampu melakukan adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola (AGIL). Prinsip ini relevan bagi Muhammadiyah yang terus mengembangkan model gerakan berbasis teknologi, sistem informasi digital, dan tata kelola modern.

Penerapan digitalisasi dalam manajemen organisasi, pemanfaatan big data untuk riset keumatan, hingga platform dakwah online merupakan bagian dari upaya menanamkan tradisi gerakan yang tidak hanya maju secara sistem, tetapi juga menjawab kebutuhan generasi milenial dan Gen Z. Dengan demikian, basis gerakan Muhammadiyah tetap mengakar di akar rumput, sembari terhubung dengan ekosistem global.

Kualitas Kepemimpinan dan Anggota

Kualitas sebuah organisasi tidak bisa dilepaskan dari kualitas kepemimpinan dan anggotanya. Max Weber dalam teorinya tentang otoritas rasional-legal menekankan pentingnya kepemimpinan yang berbasis profesionalitas dan sistem. Muhammadiyah menempatkan hal ini sebagai pilar gerakan: membangun kepemimpinan kolektif-kolegial yang demokratis, transparan, dan akuntabel.

Kader dan anggota Muhammadiyah dituntut menjadi subjek aktif, bukan sekadar objek. Artinya, setiap individu dalam persyarikatan harus memiliki kesadaran kritis, kemandirian, serta kemampuan memberi kontribusi dalam isu-isu keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Dalam konteks ini, Muhammadiyah tidak hanya mengembangkan dakwah bil-lisan, tetapi juga dakwah bil-hal, yakni dakwah melalui aksi nyata seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Amal Usaha yang Unggul dan Mandiri

Amal usaha Muhammadiyah telah menjadi ikon gerakan Islam modern. Lembaga pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, hingga unit usaha ekonomi umat yang tersebar di seluruh tanah air merupakan bukti konkret peran Muhammadiyah dalam melayani publik. Konsep amal usaha unggul, mandiri, dan sinergis menjadi arah pengembangan agar kebermanfaatannya semakin luas dan merata.

Baca juga, Cara Keluar dari Jebakan Kemaksiatan

Dalam perspektif teori institusional, sebagaimana dijelaskan oleh Paul J. DiMaggio dan Walter W. Powell, organisasi yang ingin unggul harus menyesuaikan diri dengan standar profesional dan kualitas pelayanan publik. Karena itu, amal usaha Muhammadiyah dituntut untuk terus mengedepankan tata kelola modern, standar mutu internasional, dan orientasi keberlanjutan. Dengan langkah ini, amal usaha bukan hanya bertahan, tetapi mampu menjadi model institusi Islam modern di tingkat global.

Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah

Perkembangan dunia menuntut Muhammadiyah untuk hadir di pentas internasional. Internasionalisasi bukan sekadar membangun cabang atau amal usaha di luar negeri, tetapi juga memperluas jejaring kerja sama dengan lembaga-lembaga global. Hal ini selaras dengan teori globalisasi Anthony Giddens, yang menekankan bahwa relasi antarbangsa tidak lagi terikat pada sekat geografis, melainkan jaringan sosial, budaya, dan ekonomi global.

Melalui diplomasi kebudayaan, pendidikan, kesehatan, serta isu-isu kemanusiaan, Muhammadiyah dapat memperkuat perannya di kancah dunia. Hubungan internasional yang meluas akan menjadikan Muhammadiyah sebagai representasi Islam moderat, berkemajuan, dan memberi kontribusi nyata bagi perdamaian dunia.

Ikhtisar

Konsep “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan” bukanlah jargon kosong, melainkan strategi besar untuk menguatkan peran persyarikatan di tengah perubahan zaman. Transformasi sistem gerakan, penguatan kualitas kepemimpinan dan anggota, pengembangan amal usaha unggul, serta internasionalisasi gerakan menjadi empat pilar utama yang harus diwujudkan.

Dengan langkah-langkah tersebut, Muhammadiyah diharapkan mampu menjaga identitas Islam yang mencerahkan sekaligus merespons tantangan global secara produktif. Sebagaimana pernah ditegaskan oleh Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Pesan ini mengingatkan bahwa gerakan unggul berkemajuan hanya bisa terwujud jika seluruh warga persyarikatan menempatkan diri sebagai pelayan umat dan kemanusiaan universal.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE