Ibrah di Balik Tugas-Tugas Kenabian Muhammad SAW

PWMJATENG.COM – Nabi Muhammad SAW diutus Allah bukan hanya sebagai pembawa risalah, tetapi juga teladan sempurna bagi umat manusia. Kehidupan beliau menjadi sumber ibrah, yakni pelajaran berharga, yang tidak hanya relevan pada masa awal Islam, melainkan juga sepanjang zaman. Setiap tugas kenabian yang beliau emban mengandung nilai mendalam yang dapat dijadikan pedoman hidup.
Muhammad SAW sebagai Pembawa Risalah
Tugas utama Nabi Muhammad SAW adalah menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” (QS. Al-Maidah: 67)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW tidak boleh menyembunyikan sedikit pun dari risalah yang beliau terima. Ibrahnya, seorang muslim harus jujur dan amanah dalam menyampaikan kebenaran, meski sering kali berhadapan dengan penolakan atau risiko besar.
Muhammad SAW sebagai Pendidik Umat
Selain menyampaikan wahyu, Nabi SAW juga mendidik umat agar memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Beliau bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah sebagai seorang pendidik.” (HR. Ibnu Majah)
Dari hadis ini dapat diambil ibrah bahwa pendidikan adalah inti dari dakwah Islam. Nabi SAW mendidik dengan kelembutan, penuh kasih sayang, serta memberi teladan nyata dalam akhlak sehari-hari. Umat Islam masa kini dituntut untuk melanjutkan misi pendidikan ini, terutama di tengah derasnya arus informasi dan perubahan zaman.
Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi Alam Semesta
Salah satu misi kenabian Nabi Muhammad SAW adalah membawa rahmat bagi seluruh alam. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Baca juga, Allah Menyayangi Orang yang Istiqomah
Rahmat yang dibawa beliau tampak dalam akhlaknya yang penuh kasih, sikapnya yang adil, serta ajarannya yang mengutamakan kemaslahatan manusia. Ibrahnya, umat Islam harus menjadikan Islam sebagai agama yang menghadirkan kedamaian, bukan kebencian.
Muhammad SAW sebagai Teladan Akhlak Mulia
Allah SWT memuji akhlak Nabi Muhammad SAW dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki budi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Ayat ini menegaskan bahwa akhlak mulia adalah fondasi dari dakwah Nabi SAW. Ibrahnya, umat Islam perlu meneladani sikap jujur, sabar, dan rendah hati beliau dalam berinteraksi, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan global.
Muhammad SAW sebagai Pemimpin Umat
Nabi Muhammad SAW juga memegang peran penting sebagai pemimpin politik dan sosial. Beliau membangun masyarakat Madinah dengan prinsip persaudaraan, keadilan, dan persamaan hak. Hal ini menjadi teladan dalam membangun peradaban yang adil. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Sesungguhnya seorang imam (pemimpin) adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibrahnya, kepemimpinan dalam Islam bukanlah kekuasaan semata, tetapi amanah untuk melindungi dan menyejahterakan umat.
Ikhtisar
Tugas-tugas kenabian Nabi Muhammad SAW sarat dengan ibrah yang tak lekang oleh waktu. Beliau adalah pembawa risalah, pendidik, rahmat bagi alam, teladan akhlak, dan pemimpin umat. Umat Islam hendaknya menjadikan keteladanan tersebut sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan meneladani Rasulullah SAW, umat akan mampu menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam yang luhur.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha