Tangkal Radikalisme, Wakapolda Jateng: Muhammadiyah-NU lebih dipercaya Masyarakat
PWMJATENG.COM, SEMARANG – Upaya menangkal paham radikalisme dan terorisme di Jawa Tengah terus dilakukan. Termasuk Kepoliisian Daerah (Polda) Provinsi Jawa Tengah.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah penandatanganan Memory of Understanding (MoU) dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah pada 6 Desember 2017 di Hotel Patrajasa Semarang. MoU tersebut tak lain dan tak bukan berisi upaya penangkalan Radikalisme dan dan Terorisme di Jawa Tengah.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Provinsi Jawa Tengah, Brigjen. Pol. Indrajit menyampaikan bahwa pelibatan Muhammadiyah dan NU dalam menangkal Radikalisme dan Terorisme adalah langkah yang tepat. Karena menurutnya masyarakat akan lebih percaya kepada Muhammadiyah dan NU jika berbicara soal Radikalisme dan Terorisme.
“Kalau polisi yang bergerak sendiri belum tentu mereka percaya gitu ya. Tapi kalau Muhammadiyah dan NU Insyaallah”. Katanya kepada wartawan saat ditemui di sela-sela acara.
Peran Muhammadiyah dan NU, kata Indrajit, memberikan pemahaman dan penyadaran terhadap tafsir yang salah mengenai agama. Sebab menurutnya agama tidak mengajarkan Radikalisme dan Terorisme.
“Kerjasama ini akan berlangsung minimal 3 tahun dan akan ada agenda-agenda bersama seperti penyuluhan, sosililiasasi dan sebagainya”. Tutur Indrajit.
Meski begitu, Indrajit mengaku belum memiliki data Radikalisme dan Terorisme di Jawa Tengah. Pihaknya mengaku masih dalam proses inventarisir. Sebab, lanjut Indrajit, upaya menangkal Radikalisme dan Terorisme ini adalah upaya pencegahan.
“Obyek dari penangkalan Radikalisme dan Terorisme ini bukan yang sudah radikal atau teroris. Tetapi yang belum pun menjadi obyek, karena ini preventif”. Ungkapnya.
Menyambut kerjasama ini Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir mengaku senang dan berterimakasih kepada Polda Jateng. Sebab kerjasama ini menyatukan antara Muhammadiyah dan NU untuk bergerak bersama.
Radikalisme dan Terorisme menurut Tafsir adalah bagian dari dinamika kebangsaan. Muhammadiyah dan NU sebagai organisasai menstream di Indonesia sudah barang tentu keduanya paling bertanggungjawab.
“Persoalan bangsa adalah tanggung jawab Muhammadiyah dan NU”. Tukasnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdltul Ulama, Abu Hapsin juga mengapesiasi kerjasama ini. Baginya ini adalah tugas suci yang diamanahkan kepada NU dan Muhammadiyah. (Badrun)