PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Gedung Induk Siti Walidah, Sabtu (17/8). Dalam kesempatan itu, Rektor UMS, Harun Joko Prayitno, menegaskan pentingnya kedaulatan dan daya juang bangsa dalam menghadapi tantangan global.
Harun tampil mengenakan baju adat Papua. Menurutnya, hal itu menjadi simbol keberagaman sekaligus komitmen UMS menjaga persatuan. Ia menekankan bahwa kemerdekaan tidak hanya dimiliki segelintir kelompok, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
“Dengan memakai baju adat, kita ingin menunjukkan kebhinekaan yang mempersatukan. Kemerdekaan adalah milik rakyat dari Sabang sampai Merauke,” ungkapnya saat diwawancarai usai upacara.
Harun menjelaskan bahwa kedaulatan tidak cukup diwujudkan pada aspek politik semata, tetapi juga harus diimplementasikan dalam dunia pendidikan. UMS, kata dia, memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai tersebut melalui kurikulum, riset, pengabdian, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Kedaulatan perlu diterjemahkan ke dalam praktik nyata. UMS harus berdiri sejajar di tengah percaturan global,” ujarnya menegaskan.
Rektor UMS itu juga menyampaikan rasa syukur atas meningkatnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap kampus tersebut. Saat ini, UMS menampung 195 mahasiswa asing yang berasal dari 35 negara. Menurutnya, hal itu membuktikan bahwa kampus yang ia pimpin sudah diakui sebagai rumah belajar dunia.
“Kepercayaan ini harus kita jaga dengan inovasi tanpa henti. Mahasiswa asing menjadi bukti bahwa UMS telah mendunia,” tambahnya.
Baca juga, Modal Rohani dan Jasmani Umat Islam dalam Pandangan Ketua PWM Jateng Tafsir
Dalam kesempatan yang sama, Harun juga menyinggung capaian akademik terbaru UMS. Pada 15 Agustus lalu, lima dosen resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai guru besar. Mereka adalah Muhammad Mujiburohman dalam bidang Teknologi Separasi, Herry Purnama dalam Teknologi Bersih dan Pengolahan Limbah, Minsih dalam Pendidikan Inklusif, Muhammad Sholahuddin dalam Kewirausahaan Syariah, serta Yuli Kusumawati dalam Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Menurut Harun, kehadiran kelima profesor ini semakin memperkuat posisi UMS di bidang strategis. Bidang-bidang tersebut mencakup sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. “Penguatan akademik ini adalah bukti bahwa UMS terus berkomitmen membangun ilmu pengetahuan yang bermanfaat luas,” jelasnya.
Harun kembali menegaskan visi UMS sebagai kampus islami, mencerahkan, unggul, mendunia, dan berkelanjutan. Ia menilai bahwa daya juang, kreativitas, dan inovasi menjadi kunci agar kampus tetap terdepan.
“Daya juang yang tiada henti, kreativitas tanpa batas, dan inovasi tanpa henti adalah kunci agar UMS tetap terdepan dan terpercaya,” tuturnya.
Ia juga menanggapi pesan Presiden RI yang menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi. Menurut Harun, dua hal tersebut sejalan dengan arah pengembangan UMS ke depan. “Sinergi dan kolaborasi adalah fondasi agar UMS mampu memimpin perubahan di dunia pendidikan tinggi,” ucapnya.
Menutup pernyataannya, Harun berpesan kepada seluruh civitas academica UMS agar terus mengedepankan integritas, kejujuran, dan semangat melayani. Baginya, segala upaya di bidang pendidikan, penelitian, maupun pengabdian tidak sekadar pekerjaan akademik, melainkan juga bagian dari ibadah.
“Segala ikhtiar kita dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian adalah ibadah. Semoga Allah meridai langkah UMS sebagai pelopor perubahan,” pungkasnya.
Kontributor : Al
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
