FGM Boyolali Kupas Deep Learning dan Modul Ajar, 262 Guru Muhammadiyah Antusias Ikuti Workshop KPM

PWMJATENG.COM, Boyolali – Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Boyolali menggelar Workshop Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah (KPM) di SMK Muhammadiyah 2 Andong, Sabtu (9/8/2025). Acara ini menghadirkan para narasumber yang telah mengikuti Bimbingan Teknis Majelis Wilayah, dengan materi yang dirancang untuk memperkuat kompetensi guru Muhammadiyah di era digital.
Workshop tersebut diikuti 262 peserta dari berbagai jenjang pendidikan Muhammadiyah di Boyolali. Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Kabupaten Boyolali, Kamtar, secara resmi membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa workshop ini merupakan langkah pengimbasan agar guru Muhammadiyah di Boyolali semakin memahami dan menguasai Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah secara mendalam.
“Workshop ini menjadi momentum bagi para guru untuk memperkuat pemahaman, keterampilan, dan implementasi kurikulum Muhammadiyah di sekolah masing-masing,” ujarnya.
Pada sesi pertama, Pardiman, Nurrdin, dan Arif Ihsanudin memaparkan materi bertema Deep Learning. Mereka menjelaskan bagaimana pendekatan pembelajaran mendalam mampu meningkatkan daya kritis, kreativitas, dan kemandirian peserta didik.
Menurut Nurrdin, guru Muhammadiyah perlu menguasai teknologi dan strategi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. “Deep learning tidak sekadar teknologi, tetapi pendekatan berpikir yang membuat siswa lebih mandiri dalam mencari pengetahuan,” katanya.
Sesi kedua menghadirkan Desi Kurniawanti, Eny Priyanti, dan Mulyadi yang membahas penyusunan modul ajar. Materi ini menekankan pentingnya perangkat pembelajaran yang inovatif, adaptif, dan sesuai karakteristik KPM.
Baca juga, Islam Memandang Keinginan Bunuh Diri karena Takut Memperbanyak Dosa
Mulyadi menuturkan bahwa modul ajar harus disusun dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan integrasi nilai-nilai Islami. “Guru perlu kreatif merancang modul yang tidak hanya memuat materi, tetapi juga mengajak siswa berfikir kritis dan berperilaku sesuai ajaran Islam,” ungkapnya.
Materi terakhir dibawakan oleh Diana Malviani, Hanic Dwi C, dan Tutik Rahayu. Mereka memaparkan filosofi, tujuan, dan implementasi KPM yang memadukan nilai-nilai keislaman dengan tuntutan perkembangan zaman.

Diana menjelaskan bahwa KPM bukan hanya kurikulum berbasis pengetahuan, tetapi juga membentuk akhlak peserta didik. “Kurikulum ini mengintegrasikan iman, ilmu, dan amal. Guru harus menjadi teladan dalam penerapannya,” ujarnya.
Ketua FGM Kabupaten Boyolali, Pujiono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan guru Muhammadiyah menghadapi tantangan pendidikan di masa depan. Ia menyebut KPM sebagai kurikulum yang holistik, integratif, dan berbasis aktivitas, selaras dengan kebijakan Majelis Dikdasmen.
“Kami ingin guru Muhammadiyah di Boyolali menjadi pelopor pembelajaran yang berkualitas dan berkarakter,” tegasnya.
Ketua Panitia, Sarwanto, mengapresiasi antusiasme para peserta dan dukungan dari berbagai pihak. Ia menilai semangat kolaborasi menjadi faktor penting keberhasilan acara ini. “Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar. Kami berharap hasil workshop ini benar-benar diterapkan di sekolah masing-masing,” pungkasnya.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha