
PWMJATENG.COM, Surakarta – Dwi Jatmiko, guru SD Muhammadiyah 1 Surakarta, mencatatkan prestasi membanggakan. Ia berhasil memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) untuk karya berupa kompilasi ciptaan atau data digital yang diberi nama daidwijatmiko.com, dengan visual khas warna oranye hitam pekat.
Sertifikat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Agung Damarsasongko, mewakili Menteri Hukum dan HAM, dan resmi berlaku selama 50 tahun sejak ditetapkan pada Jumat, 1 Agustus 2025.
“Alhamdulillah, ini bagian dari arahan pascawisuda Standardisasi Da’i Majelis Ulama Indonesia Pusat. Komunikasi dakwah yang menyentuh kini bisa dikembangkan lewat portal daring,” ungkap Dwi saat diwawancarai.
Dwi merupakan satu dari sekian banyak guru yang terus menunjukkan dedikasi dalam pengembangan pendidikan dan dakwah melalui dunia digital. Sebagai guru sekaligus dai, ia menggabungkan pendekatan spiritual dan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai Islam secara lebih luas dan relevan dengan zaman.
“Guru itu garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa. Karena itu, wajib bagi kami untuk menjadi teladan di depan (ing ngarso sung tuladha), membangkitkan semangat di tengah (ing madya mangun karsa), dan memberi dorongan di belakang (tut wuri handayani),” ujar Dwi yang juga aktif di Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surakarta.
Menurutnya, dakwah tidak hanya dapat dilakukan melalui lisan, tetapi juga melalui tulisan. Ia menegaskan bahwa dakwah bil kitabah atau dakwah melalui tulisan adalah wujud nyata dari ayat pertama dalam surah Al-Qalam: “نۤ ۚ وَالۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُوۡنَ” yang artinya “Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis.”
Baca juga, Zakat Kontemporer dalam Perspektif Muhammadiyah: Menafsir Ulang Delapan Asnaf dalam Konteks Kehidupan Modern
“Skill digital marketing kini menjadi penting bagi para da’i. Menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar tidak cukup hanya dengan ceramah, tetapi juga harus menyentuh dunia literasi,” jelasnya.
Sebagai Da’i Champions MUI Pusat, Dwi meyakini bahwa konsistensi dalam menulis dan berdakwah merupakan fondasi penting dalam membentuk akhlak mulia. Ia menyebut dua tujuan utama dakwah adalah khidmah al-ummah (melayani umat) dan himayah ad-daulah (melindungi negara).
Pencapaian HaKI ini menjadi bukti bahwa guru agama di tingkat sekolah dasar pun mampu tampil sebagai kolumnis, inovator, peneliti, sekaligus kontributor informasi pendidikan berkemajuan. Dwi menambahkan bahwa tugas guru bukan semata-mata menyampaikan materi, tetapi juga membangun ruang belajar yang merangsang kreativitas dan pemikiran kritis.
“Tugas guru itu tidak sebatas memberi pelajaran. Kami harus menciptakan ruang pembelajaran yang mendorong anak berpikir mendalam dan menemukan makna,” tuturnya.
Ia pun mengungkapkan rasa syukur mendalam atas segala proses yang telah dilaluinya, termasuk selama menjalani pendidikan pascasarjana di UIN Raden Mas Said Surakarta.
“Setiap kesulitan pasti ada dua kemudahan. Teruslah belajar sepanjang hayat,” ucapnya sambil menunjukkan Surat Pencatatan Ciptaan yang ia anggap sebagai jejak sejarah digital untuk menyuarakan kepedulian terhadap agama, kemanusiaan, lingkungan, dan sistem sosial.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha