Ketika Doa Tak Kunjung Dijawab: Ujian atau Tanda Kasih Sayang-Nya?

PWMJATENG.COM – Dalam kehidupan setiap muslim, berdoa adalah bagian tak terpisahkan dari laku spiritual yang paling dalam. Doa adalah bukti kelemahan hamba dan pengakuan akan kekuasaan Allah. Namun, tak jarang seorang hamba merasa kecewa ketika doa-doanya tak kunjung dikabulkan. Muncul pertanyaan yang mengguncang iman: apakah ini bentuk ujian, ataukah justru wujud kasih sayang Allah?

Allah ﷻ dalam Al-Qur’an telah menjanjikan akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini menjadi janji suci bahwa doa tidak akan sia-sia. Namun, yang sering luput disadari adalah bahwa bentuk pengabulan doa tidak selalu seperti yang kita harapkan. Terkadang Allah mengabulkan dengan segera, terkadang ditunda, atau bahkan diganti dengan sesuatu yang lebih baik.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا

“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutuskan silaturahim, melainkan Allah akan memberikan padanya salah satu dari tiga: dikabulkan segera, disimpan untuk akhirat, atau dijauhkan dari keburukan sebanding dengan doanya.” (HR. Ahmad)

Dari hadis tersebut, kita memahami bahwa doa yang tidak terkabul secara langsung bukan berarti diabaikan. Bisa jadi, Allah menunda pengabulannya karena waktu yang lebih tepat. Atau, mungkin Allah ingin menjaga kita dari keburukan yang tidak kita ketahui. Bahkan, dalam banyak kasus, penundaan itu adalah cara Allah mendidik kita agar bersabar dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.

Baca juga, Kapan Puasa Tasua dan Asyura 2025? Ini Jadwal dan Keutamaannya

Selain itu, ketidakterjawabannya doa bisa menjadi bentuk ujian keimanan. Allah ingin melihat seberapa kuat kita bertahan, seberapa yakin kita kepada janji-Nya. Ibarat seorang guru yang tidak langsung memberikan jawaban kepada murid, Allah ingin kita tumbuh dalam perenungan dan kerendahan hati.

Namun, lebih dari sekadar ujian, sering kali penundaan doa justru merupakan tanda cinta. Allah mengetahui bahwa hamba-Nya belum siap menerima apa yang diminta. Atau, bisa jadi, permintaan itu justru membahayakan masa depan si pemohon. Maka, dari rahmat-Nya, Allah menahan hal tersebut demi kebaikan yang lebih besar.

Seorang ulama besar, Ibnul Qayyim rahimahullah, berkata, “Jika engkau diberi kekuatan untuk terus berdoa, maka sesungguhnya itu adalah tanda bahwa Allah akan mengabulkanmu.” Artinya, jika kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk berdoa meski belum terlihat hasilnya, itu sudah merupakan anugerah yang besar. Sebab Allah tidak akan memberi kemampuan berdoa kepada orang yang tidak dikehendaki-Nya.

Maka, tetaplah berdoa. Jangan putus asa. Bahkan jika mulut tak sanggup berucap, biarlah hati yang berbisik. Karena sejatinya, doa bukan hanya soal permintaan, tetapi juga tentang kedekatan dan ketergantungan kepada Sang Khalik.

Dalam keheningan doa yang belum terjawab, tersimpan hikmah yang hanya bisa dilihat oleh mata iman. Bisa jadi, di balik doa yang tertunda itu, Allah sedang menyiapkan sesuatu yang jauh lebih indah. Sebab Dia lebih tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Akhirnya, ketidakterjawaban doa bukanlah tanda bahwa Allah berpaling. Bisa jadi itulah cara-Nya menunjukkan kasih sayang yang tak terhingga. Sebuah cinta ilahi yang menuntun kita untuk terus berharap dan berserah.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha