PWMJATENG.COM, Banyumas – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali menegaskan pentingnya penggunaan bahasa yang santun dan beradab dalam membentuk karakter generasi muda. Hal ini disampaikan dalam Kuliah Pakar bertajuk “Peran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pembentukan Pendidikan Profetik” yang digelar di Aula A.K. Anshori, Senin (28/4/2025).
Wakil Rektor I UMP, Saefurohman, menyampaikan keprihatinannya atas lunturnya penggunaan bahasa yang baik di kalangan generasi muda. Ia menekankan, dalam kisah sirah nabawiyah, Nabi Muhammad SAW dikenal memiliki tutur kata yang santun dan penuh hikmah.
“Nabi bisa sukses berdagang karena bahasanya sangat santun dan enak, sehingga para pembeli bersimpatik pada beliau,” ujar Saefurohman dengan tegas.
Menurutnya, keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam berdagang dan bermasyarakat menjadi bukti nyata bahwa bahasa santun memiliki peran strategis dalam membangun hubungan sosial. Ia berharap mahasiswa UMP mampu meneladani akhlak Nabi, tidak hanya dalam tindakan, tetapi juga dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
Kuliah pakar ini menghadirkan narasumber utama, Ali Imron Al-Ma’ruf, Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Karanganyar. Dalam paparannya, Ali Imron menyoroti pentingnya memelihara kekayaan bahasa Indonesia di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
“Bahasa Indonesia memiliki kekayaan stratifikasi yang harus dijaga, seperti dalam Bahasa Jawa yang mengenal tingkatan Ngoko, Kromo, dan Kromo Inggil,” jelasnya.
Ia menambahkan, penguasaan stratifikasi bahasa bukan hanya memperkaya keterampilan berkomunikasi, tetapi juga memperlihatkan kedalaman karakter dan penghargaan terhadap budaya lokal. Menurutnya, penggunaan bahasa santun sejatinya adalah bentuk konkret pendidikan profetik, yakni pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai kenabian.
Baca juga, Salat Subuh Berjamaah: Menjemput Keistimewaan dan Menggerakkan Umat dari Masjid
Ketua Panitia, Eko Muharudin, dalam sambutannya mengingatkan bahwa tantangan global saat ini menuntut pendidikan yang berbasis nilai-nilai Islam. Ia menekankan, mahasiswa perlu memiliki tameng ideologis yang kuat melalui pendidikan karakter berbasis nilai kenabian.
“Sebagai mahasiswa yang tumbuh di lingkungan agamis Muhammadiyah, kita perlu proteksi melalui pendidikan yang berakar pada nilai-nilai kenabian,” kata Eko Muharudin.
Kuliah pakar ini diikuti antusias oleh ratusan mahasiswa dari program S1 hingga S2. Acara berlangsung hingga pukul 11.30 WIB dan memberikan ruang diskusi yang interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Selain memperkuat pemahaman akademik, kegiatan ini bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam penggunaan bahasa.
Mahasiswa terlihat aktif mengajukan pertanyaan seputar strategi mempertahankan bahasa santun di era digital, di mana komunikasi daring sering kali mengabaikan etika bahasa. Prof. Ali Imron menegaskan, media sosial seharusnya menjadi sarana untuk memperluas dakwah kebaikan, bukan ajang memperburuk kualitas berbahasa.
Dengan terselenggaranya kuliah ini, UMP semakin meneguhkan komitmennya sebagai kampus pelopor pembentukan karakter Islami. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam menjawab tantangan globalisasi yang cepat, sekaligus mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
UMP berharap, melalui inisiatif ini, para mahasiswa tidak hanya menjadi insan akademis yang unggul, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang mampu menghadirkan kebaikan di tengah masyarakat melalui bahasa yang santun dan beradab.
Kontributor : Tegar
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
