Dampingi Mualaf, LDK PWM Jateng Gelar Kajian Intensif Al-Islam

PWMJATENG.COM, Semarang – Agama hendaknya dijalankan dengan penuh rasa syukur, ketenangan, dan kebahagiaan, tanpa merasa terpaksa atau terbebani. Sikap ini akan melahirkan kebahagiaan, baik secara lahir maupun batin.
Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchamad Arifin, dalam kegiatan Pesantren Mualaf yang diselenggarakan oleh LDK PWM Jawa Tengah di Hotel Siliwangi, Semarang, pada Senin (17/3/2025) bertepatan dengan 17 Ramadhan 1446 H.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Pimpinan Wilayah LDK Muhammadiyah, serta undangan lainnya. Mereka hadir dengan penuh semangat untuk mendampingi para mualaf dalam menjalani kegiatan pesantren ini.
Ketua LDK PWM Jawa Tengah, Juma’i, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua LDK PP Muhammadiyah, Ketua PWM Jawa Tengah, serta seluruh pengurus yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam Kajian Intensif Al-Islam untuk Mualaf yang diselenggarakan oleh LDK PWM Jawa Tengah.
Sementara itu, Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, berharap agar LDK PWM Jawa Tengah dapat menjalankan programnya dengan baik dalam membina komunitas yang menjadi tanggung jawabnya. “Dakwah komunitas hendaknya berjalan fleksibel, tidak memberatkan, dan tidak terlalu kaku, sehingga komunitas yang dibina tidak merasa terbebani,” ujar Kyai Tafsir.
Muchamad Arifin dalam pemaparannya menjelaskan bahwa beragama dengan gembira bukan hanya sekadar menjalankan ajaran Islam dengan penuh rasa syukur dan ketenangan, tetapi juga dengan sikap sabar dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Baca juga, Tontonan yang Menjadi Tuntunan: Menjaga Pandangan demi Ketenangan Hati
“Sabar merupakan kunci utama dalam menemukan kebahagiaan dalam beragama, karena perjalanan spiritual tidak selalu berjalan mulus. Sebagaimana firman Allah, ‘Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan’ (QS. Al-Insyirah: 6),” ungkapnya.

Seorang Muslim yang memahami bahwa setiap cobaan adalah bagian dari kehidupan akan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Saat menghadapi kesulitan, ia tidak merasa terbebani atau mengeluh, melainkan menjalankan ajaran agama dengan ketulusan dan penuh harapan.
Sebagai contoh, dalam ibadah shalat, seorang Muslim yang memiliki sikap sabar dan gembira akan tetap melaksanakannya meskipun dalam kondisi sulit. Ia memahami bahwa shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sumber ketenangan jiwa. Rasulullah SAW bahkan menjadikan shalat sebagai cara untuk menenangkan hati, sebagaimana sabdanya, “Istirahatkanlah kami dengan shalat, wahai Bilal” (HR. Abu Dawud no. 4985).
Dalam kehidupan sosial, seorang Muslim yang sabar dan beragama dengan gembira tidak mudah tersulut emosi atau membalas keburukan dengan keburukan. Sebaliknya, ia tetap bersikap tenang, memilih untuk memaafkan, dan menghadapi segala sesuatu dengan bijaksana. Allah berfirman, “Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Anfal: 46).
Sikap sabar dan kegembiraan dalam beragama juga tercermin dalam cara seseorang berdakwah atau mendidik anak. Ia tidak mudah terpancing emosi atau memaksa, tetapi menyampaikan ajaran agama dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Rasulullah SAW adalah teladan dalam hal ini, karena beliau selalu menghadapi tantangan dakwahnya dengan kesabaran dan kebijaksanaan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha