
PWMJATENG.COM, Surakarta – Pemerintah semakin mempercayakan masa depan pendidikan Indonesia kepada Muhammadiyah. Hal ini terbukti dengan banyaknya kader Muhammadiyah yang menduduki posisi strategis dalam Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif, menegaskan bahwa kepercayaan tersebut adalah bukti nyata kontribusi Muhammadiyah dalam membangun pendidikan berkualitas di Indonesia.
“Pak Prabowo sudah punya tekad 100 persen tidak ragu memilih 23 orang dari Muhammadiyah,” ungkap Sofyan dalam Safari Ramadan di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah UMS, Selasa (18/3).
Sejumlah kader Muhammadiyah yang kini menjabat di kabinet di antaranya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Brian Yuliarto, serta Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Fauzan.
Menurut Sofyan, dalam pertemuan para rektor dengan Presiden Prabowo di Istana Negara, Kamis (13/3), Prabowo menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi modern yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Pemerintah memercayakan pendidikan kepada Muhammadiyah karena institusi pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah telah teruji kualitas dan reputasinya,” jelasnya.
Baca juga, Abdul Fattah Santoso: Tajdid Bukan Hanya Pemurnian Ajaran Islam, Tetapi Juga Inovasi dalam Dakwah
Salah satu bukti keunggulan tersebut adalah pengakuan yang diterima UMS dari lembaga pemeringkatan internasional seperti Times Higher Education (THE) dan Quacquarelli Symonds (QS).
“Apalagi baru-baru ini, UMS mendapat penghargaan dari Metro TV sebagai World-Class Indonesian Islamic University. Ini cukup membanggakan kita,” beber Sofyan.

Dengan pencapaian tersebut, Sofyan semakin yakin untuk mendorong dosen-dosen UMS agar berkiprah di berbagai institusi pendidikan pemerintah. Apalagi, menurutnya, Presiden Prabowo terus aktif membangun hubungan erat dengan Muhammadiyah.
Kepercayaan besar ini, menurut Sofyan, merupakan tanggung jawab yang harus diemban dengan baik.
“Kalau 5 sampai 10 tahun ke depan pendidikan Indonesia tidak mengalami kemajuan, maka Muhammadiyah akan menjadi pihak yang paling disorot,” katanya.
Karena itu, Sofyan mengajak seluruh sivitas akademika UMS untuk terus meningkatkan kualitas dan kompetensi, baik di dalam maupun luar negeri.
“Kita harus semakin dipercaya oleh masyarakat. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri,” pungkasnya.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha