BeritaTokoh

Jumari: Ibadah Puasa yang Dilakukan dengan Benar Akan Meningkatkan Kualitas Diri Seseorang

PWMJATENG.COM, Semarang – Jumari, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, menegaskan bahwa salat bukan sekadar ritual ibadah, melainkan memiliki dampak besar dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam sebuah tausiyah yang disampaikannya, ia menjelaskan bahwa salat memberikan pengaruh mendalam terhadap kepribadian seorang mukmin sejati.

Menurut Jumari, terdapat beberapa atsar atau jejak salat yang berperan penting dalam membentuk karakter seorang Muslim. Salah satunya adalah kesadaran untuk selalu mengingat Allah dalam setiap aspek kehidupan. Dengan mengerjakan salat secara khusyuk dan istiqamah, seseorang akan senantiasa merasa berada dalam pengawasan-Nya, sehingga mendorongnya untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa salat mampu menanamkan rasa takut untuk berbuat maksiat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

“اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ”

Artinya: “Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Jumari menambahkan bahwa seorang Muslim yang melaksanakan salat dengan penuh kesadaran akan lebih mampu mengendalikan hawa nafsu serta menjauhkan diri dari perilaku yang dilarang oleh agama. Salat menjadi benteng moral yang kokoh, menjaga individu dari kecenderungan buruk yang dapat merusak dirinya maupun orang lain.

Baca juga, Problem Kader dan Organisasi dalam Mengamalkan Perintah Allah

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salat juga melatih seseorang untuk tidak bersikap pelit, melainkan menjadi pribadi yang dermawan. Salat yang dilakukan dengan benar akan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Sebab, dalam setiap doa yang dipanjatkan, seorang Muslim tidak hanya memohon kebaikan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Dengan demikian, salat menjadi pendorong bagi seseorang untuk lebih banyak berbagi dan membantu sesama.

Di akhir pengajiannya, Jumari juga menyinggung tentang ibadah puasa sebagai bentuk usaha seorang hamba dalam memantaskan diri di hadapan Allah SWT. Ia menjelaskan bahwa tingkat kepantasan seseorang bergantung pada kualitas dirinya. Semakin tinggi kualitas seseorang dalam menjaga ibadah dan akhlaknya, semakin tinggi pula tingkat kepatutannya di hadapan Allah.

Ia mengingatkan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat merusak kesucian ibadah tersebut. Dalam konteks ini, ia mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW:

“كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ”

Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Jumari menegaskan bahwa makna puasa yang sesungguhnya terletak pada peningkatan ketakwaan dan kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu. Dengan demikian, ibadah puasa yang dilakukan dengan benar akan meningkatkan kualitas diri seseorang dan menjadikannya lebih patut di hadapan Allah SWT.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE