
PWMJATENG.COM, Surakarta – SD Muhammadiyah (SDM) 1 Ketelan Surakarta menghadirkan suasana Ramadan yang penuh keberkahan dengan berbagai kegiatan keagamaan. Salah satunya adalah membaca Al-Qur’an, yang sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW. “Bacalah olehmu sekalian Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan menjadi syafaat atau penolong bagi para pembacanya di hari kiamat” (HR Muslim).
Kepala SDM 1 Ketelan Surakarta, Sri Sayekti, menjelaskan bahwa sejak pukul 07.30 hingga 08.00 WIB, siswa melaksanakan salat Dhuha dan doa pembuka bersama, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Ramadan. “Ini adalah momen istimewa yang hanya terjadi setahun sekali. Anak-anak membaca Al-Qur’an sebagai langkah awal dalam menghidupkan suasana Ramadan di sekolah. Semoga lahir generasi yang tidak hanya memahami tetapi juga mampu mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya pada Kamis (6/3/2024).
Sri Sayekti menegaskan bahwa kegiatan Ramadan di sekolah yang berdiri sejak 1935 ini bertujuan untuk menjaga keistiqamahan dalam membaca Al-Qur’an. Ia juga berpesan kepada para siswa agar mengikuti kegiatan dengan penuh keikhlasan. “Anak-anakku harus ikhlas dan menjadikan kegiatan Ramadan ini sebagai motivasi bersama. Kita harus tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Puasa bukan alasan untuk bermalas-malasan dalam belajar,” tambahnya.
Baca juga, Salat Tarawih: Dalil dan Tata Cara Sesuai Tuntunan Rasulullah
Wali kelas Fase B, Agung Sudarwanto, turut mengapresiasi kegiatan ini dan merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari amal usaha Muhammadiyah. “Semoga kita semua istiqamah dalam membaca Al-Qur’an kapan pun dan di mana pun. Semoga anak-anak juga bisa menjadi generasi Qur’ani yang melek literasi,” ucapnya.

Kegiatan Ramadan di SDM 1 Ketelan juga mengingatkan umat Islam pada dua peristiwa besar yang terjadi pada 17 Ramadan, yaitu Nuzulul Qur’an dan Perang Badar. Nuzulul Qur’an merupakan peristiwa turunnya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia, sedangkan Perang Badar adalah peperangan pertama umat Islam melawan kaum Quraisy yang terjadi 15 tahun setelah kenabian.
Surah Al-Alaq, yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, berisi perintah membaca. Perintah ini, dalam konteks kekinian, selaras dengan gerakan literasi yang digaungkan di berbagai institusi pendidikan. “Bagaimana seorang nabi yang sebelumnya mengaku ummi mampu menggerakkan dan mengubah masyarakatnya dari jahiliyah menjadi berkemajuan,” terang seorang pendidik sekaligus dalang muda yang aktif dalam dakwah Islam.
Salah satu siswa, Yafia, dari kelas IV Fase B, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti kegiatan ini. “Alhamdulillah, saya senang dibimbing oleh Ustaz Dwi Jatmiko. Saya sudah hafal Surah ‘Abasa,” ujarnya dengan antusias.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha