Editorial

Menjaga Lisan dan Hati Selama Berpuasa: Esensi Puasa yang Sempurna

PWMJATENG.COM – Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan lisan dan hati dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala ibadah. Dalam Islam, menjaga lisan dan hati selama berpuasa menjadi aspek penting dalam mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi.

Pentingnya Menjaga Lisan dalam Berpuasa

Lisan merupakan salah satu anggota tubuh yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kata-kata yang keluar dari mulut dapat membawa kebaikan atau justru menimbulkan keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta serta kebodohan, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari No. 1903)

Hadis ini menegaskan bahwa berpuasa bukan sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga harus diiringi dengan menjaga perkataan. Berbohong, menggunjing, berkata kasar, serta menyebarkan fitnah merupakan perbuatan yang dapat merusak pahala puasa.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga memperingatkan manusia tentang bahaya lisan:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18)

Baca juga, Menggali Kebesaran Allah dalam Surah Al-A’la

Oleh karena itu, selama berpuasa, seorang Muslim harus senantiasa menjaga ucapannya agar tetap baik, bermanfaat, dan penuh dengan kebaikan. Menggunakan lisan untuk berzikir, membaca Al-Qur’an, dan berbicara yang baik akan menjadikan puasa lebih bermakna.

Menjaga Hati dari Sifat Tercela

Selain lisan, hati juga harus dijaga selama berpuasa. Puasa yang sempurna bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dan prasangka buruk. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ketahuilah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599)

Menjaga hati berarti membersihkannya dari kebencian, hasad (iri dengki), serta penyakit hati lainnya. Sebab, hati yang bersih akan membawa ketenangan dalam beribadah dan menjadikan puasa lebih bermakna. Allah SWT berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(Yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)

Dalam menjalankan ibadah puasa, kita perlu memperbanyak muhasabah diri, merenungi kesalahan, serta berusaha memperbaiki hati agar senantiasa dipenuhi dengan keikhlasan dan ketulusan.

Cara Menjaga Lisan dan Hati Selama Berpuasa
  1. Memperbanyak Dzikir dan Membaca Al-Qur’an
    Mengisi waktu dengan dzikir dan membaca Al-Qur’an akan membantu menjaga lisan dari perkataan sia-sia dan hati dari keburukan.
  2. Menghindari Perdebatan dan Ghibah
    Jika dihadapkan pada situasi yang dapat memancing emosi, seorang Muslim dianjurkan untuk menghindari perdebatan dan mengendalikan amarah.
  3. Bersikap Sabar dan Ikhlas
    Puasa adalah sarana melatih kesabaran. Sabar dalam menghadapi ujian dan ikhlas dalam beribadah akan menjadikan puasa lebih bermakna.
  4. Memaafkan Kesalahan Orang Lain
    Menjaga hati berarti juga membebaskan diri dari dendam dan kebencian. Memaafkan kesalahan orang lain akan membawa ketenangan dalam hati.
  5. Bergaul dengan Orang-Orang Shalih
    Berada di lingkungan yang baik akan membantu menjaga lisan dan hati tetap bersih selama berpuasa.
Ikhtisar

Menjaga lisan dan hati selama berpuasa adalah bagian dari kesempurnaan ibadah. Puasa yang hanya menahan lapar dan haus, tetapi tidak disertai dengan pengendalian diri dari perkataan dan perbuatan buruk, akan sia-sia. Oleh karena itu, seorang Muslim harus senantiasa menjaga lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat serta membersihkan hati dari segala penyakit hati. Dengan demikian, puasa tidak hanya menjadi ibadah fisik, tetapi juga menjadi sarana penyucian jiwa dan peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE