Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar, Jatmiko Ungkap Maknanya Lebih Dalam!

PWMJATENG.COM, Surakarta – Berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga dua lubang, yakni lubang atas dan lubang bawah. Lubang atas berkaitan dengan menjaga lisan dari perkataan yang buruk seperti menggunjing dan memfitnah, sedangkan lubang bawah mengacu pada larangan berhubungan suami istri di siang hari saat berpuasa.
Hal itu disampaikan oleh Dwi Jatmiko dalam kajian Ahad pagi yang digelar Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) di Serambi Masjid Jami’ Kampung Sewu, Solo, Minggu (9/2/2025). Kegiatan yang dihadiri sekitar 200 jemaah ini bertujuan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
“Puasa berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘As-Shiyam’ dan ‘Shoum’, keduanya memiliki arti yang sama, yaitu ‘Al-Imsak’ atau menahan diri,” ujar Dwi Jatmiko, dai Champions TVOne.
Menurutnya, puasa merupakan proses pengendalian diri yang terbagi menjadi tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Tingkatan kedua mencakup pengendalian pancaindra agar tidak melakukan perbuatan dosa. Adapun tingkatan tertinggi adalah menjaga hati dari bisikan setan serta senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Muhammadiyah 1 Solo itu juga menekankan pentingnya istiqamah dalam beribadah. Ia mengingatkan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi kebiasaan seseorang. Oleh sebab itu, ia mengajak para jemaah untuk memilih lingkungan dan sahabat yang baik serta selalu bertobat.
Baca juga, Empat Kompetensi Dasar Kader Muhammdiyah
“Kita harus menyambut Ramadan dengan gembira, tidak boleh mengeluh. Ucapkan ‘Alhamdulillah’ dengan penuh syukur, bukan dengan nada nelangsa,” pesannya.
Lebih lanjut, Dwi Jatmiko mengimbau umat Islam agar memanfaatkan bulan Ramadan dengan baik, bukan hanya sekadar bermain ponsel. Ia mendorong agar waktu lebih banyak diisi dengan membaca, menghafal, dan mentadaburi Al-Qur’an, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezekinya, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” jelasnya mengutip Al-Qur’an.
Dwi Jatmiko juga menjelaskan berbagai keutamaan bulan Ramadan, seperti rahmat (kasih sayang), maghfirah (pengampunan dosa), itqu minan nar (pembebasan dari api neraka), keberkahan (pelipatgandaan pahala), serta malam Lailatulqadar yang lebih baik dari seribu bulan.
“Ini adalah nikmat dan karunia Allah yang wajib disambut dengan penuh syukur. Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang benar dan yang batil,” pungkasnya mengutip QS. Al-Baqarah ayat 185.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha