
PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebanyak 40 guru SD Muhammadiyah 1 Solo, Jawa Tengah, mengikuti In House Training (IHT) bertajuk Implementasi Pembelajaran Mendalam pada Rabu–Jumat, 10–12 September 2025. Kegiatan ini digelar untuk menjawab tantangan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Solo, Sri Sayekti, menegaskan bahwa peran guru di era modern tidak lagi sebatas penyampai informasi. “Guru harus menjadi fasilitator, motivator, sekaligus inspirator yang mampu menuntun peserta didik berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).
Selama pelatihan, para guru mendalami materi tentang konsep deep learning. Mereka berlatih merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta modul ajar berbasis pembelajaran mendalam. Selain itu, peserta juga mempraktikkan strategi mengajar melalui micro teaching dan melakukan refleksi bersama.
Tidak hanya berhenti pada praktik, peserta menyusun tindak lanjut agar penerapan pembelajaran mendalam bisa konsisten dijalankan di kelas. Menurut Sri Sayekti, pendekatan ini menekankan pada pemahaman konseptual, keterhubungan antar-materi, dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga, Manhaj Akidah Muhammadiyah: Kaidah dan Pokok Dasar Keimanan
“Dengan pembelajaran ini, anak-anak tidak hanya berhenti pada hafalan, tetapi juga terbentuk sebagai pembelajar yang berpikir tingkat tinggi, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman,” jelasnya.
Penyelenggaraan IHT ini berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain itu, kegiatan ini juga merujuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Regulasi tersebut menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional yang dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Sri Sayekti menyebut, melalui IHT ini, para guru diharapkan semakin profesional, inovatif, dan kompeten dalam menghadirkan pembelajaran bermakna. “Hal ini sejalan dengan visi sekolah untuk menjadi lembaga pendidikan Islam unggulan yang mampu mencetak generasi berkarakter, berdaya saing, dan berkontribusi di masyarakat global,” tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi upaya memperkuat kualitas sekolah yang sudah berdiri sejak 1935. Menurutnya, guru yang inovatif akan mampu mencetak peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam akhlak dan keterampilan hidup.
“Semoga mampu mewujudkan motto Muhammadiyah 1 Ketelan Elementary School, Surakarta: Religious, Smart, Healthy, and Creative,” pungkasnya.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha