Sastra

Ziarah ke Masjid Al-Aqsa dan Cita Rasa Palestina

Ziarah ke Masjid Al-Aqsa dan Cita Rasa Palestina

Seri 20: Babak Akhir

Oleh : Dwi Taufan Hidayat (Penasehat Takmir Mushala Al-Ikhlas Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, Sekretaris Korps Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah, & Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas Kabupaten Semarang)

PWMJATENG.COM – Farhan menghela napas panjang, memandangi email berisi ancaman yang baru saja diterimanya. Ia tahu bahwa perjuangan ini belum selesai, tetapi ia juga sadar bahwa ia tidak bisa terus berada dalam posisi bertahan. Sudah saatnya mengambil langkah yang lebih tegas.

Dian dan Rudi duduk di hadapannya, menunggu keputusan.

“Kita harus tunjukkan bahwa kita bukan hanya bertahan, tapi juga berkembang,” kata Farhan akhirnya. “Aku sudah menghubungi beberapa mitra di Palestina. Kita akan memperkuat program perjalanan religi ini dengan lebih banyak edukasi dan kegiatan sosial.”

Dian mengangguk cepat. “Itu ide bagus! Kita bisa menambahkan sesi diskusi sejarah Islam, sesi refleksi spiritual di Al-Aqsa, dan tentu saja, pengalaman kuliner yang lebih mendalam.”

Rudi tersenyum. “Dan kita gandeng media untuk meliput langsung. Jika mereka melihat sendiri perjalanan kita, mereka akan tahu bahwa semua tuduhan itu tidak berdasar.”

Rencana segera dieksekusi. Dalam waktu singkat, mereka merancang program baru yang tidak hanya berfokus pada perjalanan religi, tetapi juga memperkenalkan kehidupan Muslim di Palestina secara lebih autentik.

Hari Keberangkatan

Rombongan pertama yang mengikuti program baru ini berangkat ke Al-Aqsa dengan penuh semangat. Beberapa wartawan dan influencer turut serta, membawa ekspektasi tinggi. Di tengah perjalanan, Farhan merasakan ketegangan di dadanya berkurang. Ia tahu ini adalah langkah yang tepat.

Baca juga, Ketua PWM Jateng Tafsir Dorong Transformasi Ekonomi Muhammadiyah: Dari Konsumen Menjadi Produsen

Saat tiba di Yerusalem, mereka disambut dengan kehangatan oleh penduduk lokal. Kunjungan ke Masjid Al-Aqsa berlangsung khusyuk, diiringi dengan refleksi mendalam dari para peserta. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika seorang ulama Palestina berbicara tentang pentingnya mempertahankan sejarah dan identitas Muslim di tanah suci ini.

Namun, ujian terakhir menanti mereka. Seorang wartawan dalam rombongan menerima pesan anonim yang berisi tuduhan bahwa program ini hanya kedok bisnis untuk kepentingan Farhan pribadi.

“Bagaimana kita menanggapinya?” tanya Rudi dengan nada khawatir.

Farhan tersenyum tipis. “Kita tidak perlu menanggapi. Biarkan mereka melihat sendiri kenyataan di lapangan.”

Dan benar saja, setelah beberapa hari, para wartawan mulai menulis liputan yang membantah semua fitnah. Mereka melihat langsung bagaimana program ini tidak hanya menguntungkan bisnis Farhan, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi masyarakat Palestina.

Ketika mereka kembali ke Indonesia, berita tentang keberhasilan perjalanan ini menyebar luas. Permintaan untuk mengikuti program semakin meningkat, dan nama perusahaan Farhan semakin kuat di industri perjalanan religi.

Di ruang kerjanya, Farhan membaca satu email terakhir dari pengirim anonim yang dulu mengancamnya. Kali ini isinya berbeda.

“Kali ini kau menang. Tapi ingat, dunia bisnis selalu penuh kejutan.”

Farhan tersenyum, lalu menutup laptopnya.

Ia tahu, perjalanan ini bukan hanya tentang bisnis. Ini adalah tentang keyakinan, ketulusan, dan keberanian untuk berdiri tegak menghadapi segala ujian.

TAMAT

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE