Khazanah Islam

Salat Tarawih: Dalil dan Tata Cara Sesuai Tuntunan Rasulullah

PWMJATENG.COM – Salat tarawih adalah ibadah sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam selama bulan Ramadan. Namun, banyak umat Muslim yang masih mempertanyakan dalil serta tata cara pelaksanaan salat ini. Oleh karena itu, penting untuk memahami sumber-sumber yang menjadi landasan hukum dan praktik salat tarawih.

Salat tarawih merupakan bagian dari qiyamullail, yaitu salat malam yang dilakukan setelah salat Isya hingga sebelum fajar. Kata “tarawih” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “istirahat” karena salat ini biasanya dilakukan dengan jeda di antara rakaatnya.

Dasar hukum mengenai salat tarawih berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:

“Rasulullah SAW tidak pernah menambah (salat malamnya) baik di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat, jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau salat empat rakaat, jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi dasar bagi sebagian ulama, termasuk Muhammadiyah, untuk melaksanakan salat tarawih dengan 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Sementara itu, sebagian ulama lain memperbolehkan jumlah rakaat lebih banyak, seperti 20 rakaat tarawih ditambah 3 rakaat witir, sebagaimana yang biasa dilakukan di beberapa masjid.

Baca juga, Menghidupkan Malam Ramadan dengan Ibadah dan Doa

Berdasarkan hadis di atas, tata cara salat tarawih yang dianjurkan adalah:

  1. Niat Salat Tarawih Sebelum memulai, dianjurkan untuk berniat dalam hati sesuai dengan jumlah rakaat yang akan dikerjakan.
  2. Jumlah Rakaat
    • Bisa dilakukan 2 rakaat salam hingga 8 rakaat (dengan pola 2-2-2-2) atau 4 rakaat salam (dengan pola 4-4).
    • Setelah tarawih, dianjurkan melaksanakan salat witir 3 rakaat.
  3. Bacaan dalam Salat
    • Membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya dalam setiap rakaat.
    • Bacaan boleh panjang atau pendek sesuai kemampuan.
  4. Salat Witir
    • Witir dapat dilakukan dengan 1 rakaat, 3 rakaat dengan satu salam, atau 3 rakaat dengan dua salam (2 rakaat + 1 rakaat).
    • Dalam rakaat terakhir, dianjurkan membaca doa qunut.

Salat tarawih dapat dilakukan sejak setelah salat Isya hingga menjelang waktu Subuh. Namun, waktu terbaiknya adalah di sepertiga malam terakhir, sebagaimana Rasulullah SAW lebih sering melaksanakan qiyamullail pada waktu tersebut.

Keutamaan salat tarawih sangat besar, di antaranya adalah:

  • Mendapatkan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadan.
  • Mendapatkan pengampunan dosa sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang melaksanakan salat malam di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Menjadikan Ramadan lebih bermakna dengan meningkatkan kualitas ibadah.

Dengan memahami dalil dan tata cara salat tarawih ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakannya dengan lebih khusyuk dan istiqamah sepanjang bulan Ramadan.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE