MANASIK AKBAR 2018
PWMJATENG.COM, BOYOLALI – Pelaksanaan ibadah haji 1439 H/2018 M tinggal beberapa bulan lagi. Lembaga Pembinaan Pengembangan KBIH Muhammadiyah Jawa Tengah menggelar Manasik Akbar di Donohudan 14 s.d 15 April 2018.
Manasik Akbar ini dikuti 1.500 jamaah dari berbagai kab/kota di Jawa Tengah. Jamaah tersebut berasal dari kota Semarang 532, blora 95, demak 65, rembang 49, Salatiga 63, Jepara 99 kudus 85 pati magelang 192 Boyololi 210 purwodadi 31, sragen 20, dan karanganyar 14 jamaah.
Menurut Taberi Hasani, jumlah peserta manasik memang dibatasi. Tidak semua KBIH Muhammadiyah kab/kota mengikuti. Hal ini, karena kapasitas Asrama Haji Donohudan tidak memenuhi. Apalagi berbarengan dengan event kegiatan lain.
Lebih lanjut, Taberi Hasani selaku panitia menjelaskan bahwa tujuan manasik akbar ini adalah untuk memberikan pembekalan yg mendekati gambaran pelaksanaan ibadah haji di tanah suci. Sehingga harapannya para jamaah menjadi haji yang mandiri.
Format kegiatan yang dirancang semirip mungkin dengan kegiatan sebenarmya. Para jamaah mengambil miqat untuk ihram di Masjid Baitussalam di Boyolali. Setelah itu menuju maktab di Mekkah (asrama Donohudan).
Manasik haji yang dilakukan dengan model haji tamattu, yakni mendahulukan umrah baru kemudian dilanjutkan haji. Rukun umrah sendiri meliputi Ihram, Thowaf, Sai, dan Tahallul.
Jamaah haji Muhammadiyah mengambil model tarwiyah, yakni ketika tanggal 8 Dzulhijjah menuju ke Mina. Setelah itu, baru ke Arofah untuk wuquh, dilanjutkan ke mudzalifah dan ke Mina. Dari mina kemudian melakukan jumrah aqobah.
Praktek yang dilakukam menggunakan nafar tsani, sehingga praktik jamarot selama 3 hari yakni tanggal 11, 12 dan 13 dzulhijjah. Setelah itu dilanjutkan thowaf ifadhoh, sai dan tahallul.
Terakhir para jamaah melakukan thowaf wada, yg merupakan thowaf untuk pamitan. Selain itu, para jamaah juga dibiasakan untuk sholat malam (qiyamul lail) 11 rokaat. (Aji Sofanudin)