Khutbah Jumat: Empat Upaya Refleksi Amal
Khutbah Jumat: Empat Upaya Refleksi Amal
Oleh : Najmuddin Saifullah, S.Pd., M.H.*
الحَمْدُلِلَّهِ الكَرِيْم الرَّحْمٰنُ .عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ . خَلَقَ الْاِنْسَانَ .عَلَّمَهُ الْبَيَانَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Amal adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia semasa hidupnya. Setiap orang bertanggungjawab atas yang apa yang ia perbuat. Sebagaimana dalam surat al-Muddatsir ayat 38 disebutkan:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya
Perbuatan baik yang dilakukan akan mendapatkan rapor kebaikan. Sebaliknya, perbuatan buruk juga akan mendapatkan rapor keburukan. Setelah mengetahui hal tersebut, terkadang kita masih lalai dalam melakukan refleksi terhadap perbuatan kita. Kita sering kali hanya fokus pada sejauh mana kita melaksanakan amal, tanpa memperhatikan kualitas, niat, dan keikhlasan dalam melaksanakannya. Padahal refleksi amal perbuatan merupakan langkah penting yang dapat membantu kita memperbaiki diri dan meraih keberkahan amalan kita. Ayat yang memerintahkan kita supaya melakukan refleksi amal ada dalam surat al-Hasyr ayat 18:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jama’ah jumat yang berbahagia rahimakumullah
Imam As-Sa’di memberi penafsiran terhadap ayat tersebut yaitu, seorang hamba pasti akan diminta pertanggungjawaban kepada dirinya sendiri. Oleh sebab itu, ia harus melalukan refleksi amal perbuatan. Imam As-Sa’di menambahkan. setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan sebagai upaya merefleksikan amal perbuatan kita.
Pertama, melihat kekeliruan yang telah dilakukan. Orang yang paling mengetahui kesalahan yang kita lakukan adalah diri kita masing-masing. Dengan merenungkan kesalahan yang dilakukan, maka kita bisa tahu bahwa ada celah yang harus ditutup supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Untuk menutup celah tersebut tentu harus ada upaya pencegahan terlebih dahulu dengan cara menjauhi sesuatu hal yang bisa berpotensi menjerumuskan kita ke kesalahan yang sama. Misalnya penyebab seseorang meninggalkan salat subuh dikarenakan begadang sampai tengah malam. Maka, kita berusaha menjauhi perbuatan tidur sampai tengah malam supaya bisa melaksanakan salat keesokan harinya.
Kedua, bertobat dengan ikhlas. Dosa yang dilakukan maka harus dibersihkan dengan taubat yang ikhlas kepada Allah Swt.. Allah sangat menanti orang yang melakukan dosa supaya bertaubat kepadanya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim ayat 88
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia
Upaya ketiga adalah Meminta bantuan Allah untuk memperbaiki kegagalan yang kita alami. Selama menjalani kehidupan pasti kita merasakan kegagalan. Baik itu gagal dalam menjalankan urusan dunia maupun gagal dalam menjalankan perintah Allah. Maka hendaknya kita mengerahkan usaha untuk memperbaiki kegagalan itu dan meminta bantuan Allah untuk menyempurnakannya. Dengan melibatkan Allah, maka kita akan mendapatkan kebaikan dariNya. Sebab hanya Allah yang tahu tentang hal yang terbaik bagi diri kita.
Keempat, Melihat nikmat yang telah Allah berikan. Bersyukur menjadi kunci penting dalam refleksi amal. Kita bisa mengingat kembali seberapa banyak nikmat yang telah kita terima dan seberapa banyak pula rasa syukur yang kita tuangkan dalam bentuk ibadah. Orang yang bersyukur akan merasa malu apabila diberikan nikmat oleh Allah, namun baru bisa beribadah seadanya hanya untuk menggugurkan kewajiban. Sehingga dengan merasa selalu diberikan nikmat oleh Allah, akan menjadi motivasi bagi kita untuk memperbaiki niat dan kualitas kita dalam beribadah.
Itulah empat hal yang bisa diupayakan untuk melakukan refleksi amal ibadah kita selama ini. Semoga dengan melakukan refleksi, bisa meningkatkan amal kita dan memudahkan kita untuk meraih ridha Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Pada khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT, agar kita senantiasa diberikan hidayah dan kekuatan untuk senantiasa berbuat baik dan istiqamah dalam menjalankan syariat Allah. Dan semoga semua amal perbuatan kita selama ini diterima oleh Allah SWT.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
*Anggota MTT PWM DIY & Tabligh PCM Pakem
Editor : M Taufiq Ulinuha