Keniya Perempuan Pertama Ketum PD IPM Kendal Siap Antarkan yang Berbudi Luhur, Mandiri dan Berprestasi
PWMJATENG.COM, KENDAL – Salah satu keputusan Musyda ke 16 IPM Kendal Ahad (20/10) di SMK Muhammadiyah 4 Sukorejo adalah ditetapkannya Keniya Adikaputri sebagai Ketua Umum PD IPM Kendal periode 2019-2021 menggantikan Muhammad Nuzulul Farqi yang telah habis masa jabatannya.
Keputusan itu diambil selain lewat rapat formatur yang terdiri 9 orang, juga dilandasi karena perempuan kelahiran 1999 itu mengantongi 55 suara hasil pemilihan anggota formatur, dukungan terhadapnya mengungguli kandidat calon formatur lainnya. Dalam catatan sejarah perkembangan PD IPM Kendal, Keniya Adikaputri adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Umum.
“Sekarang saatnya saya harus menerima amanah sebagai Ketua Umum PD IPM Kendal hasil Musyda kemarin” kata Keniya mengawali pembicaraan ketika dihubungi awak pwmjateng.com Rabu (23/10).
“Kami harus berimprovisasi sebagai ikhtiar ikatan yang memiliki kesempatan masih luas untuk berbuat yang lebih berani nan positif dalam rangka menegakkan panji-panji ikatan yang bermartabat dan berprestasi” ungkapnya.
Menurut Keniya, IPM Kendal belum memiliki modal kuat untuk memposisikan dirinya sebagai kader ikatan yang berbudi luhur, mandiri dan berprestasi. “Kami tahu pelajar Muhammadiyah Kendal punya prestasi bagus, tetapi saling bullying masih mewarnai dunia pelajar kita. Itu artinya pelajar Muhammadiyah berbudi luhur masih dipertanyakan. Kemandirian pelajar kita juga masih belum terlihat jelas, hampir segala sesuatunya masih bergantung pihak lain” bebernya.
“Kemandirian diawali dengan pengambilan kebijakan strategis, dan kami yakin selama pelaksanaan kebijakan itu memberi manfaat besar akan berpengaruh terhadap masa depan IPM lebih besar” imbuhnya.
Keniya yang pada periode kemarin menjabat sebagai sekretaris umum PD IPM Kendal juga menjelaskan, bahwa upaya yang harus digalakkan pada peride ini adalah intensitas penyelenggaraan perkaderan formal maupun non formal. “Periode kemarin pengkaderan formal IPM masih belum seperti yang kita harapkan, dan saatnya sekarang kita pacu”.
Dalam pengkaderan menurut mahasiswa STIT Muhammadiyah Kendal itu yang lebih penting adalah kemampuan meningkatkan budaya literasi sebagai ruh ikatan. “IPM harus lekat dengan dunia literasi agar tidak terbelenggu dengan keterbelakangan. Pemikiran IPM harus terbuka” tegasnya.
Keniya juga sangat berharap kepada teman-teman IPM di cabang untuk berfikir merdeka dan bergaul dengan pelajar di luar IPM. “Hal ini sebagai upaya agar IPM tidak seperti katak dalam tempurung, besar di dalam tetapi terkejut ketika melihat di luar” pungkasnya (Fur/MPI Kendal)