PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menegaskan pentingnya pengelolaan air dalam perspektif Islam melalui Kajian Tarjih yang digelar daring pada Selasa (22/7). Kajian ini menjadi bagian dari program rutin Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMS yang bertujuan memperkuat pemahaman keislaman sivitas akademika melalui pendekatan tafsir dan tarjih.
Air bukan hanya kebutuhan biologis, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan hukum yang tinggi dalam Islam. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Pengalaman AIK dan Kaderisasi Pondok LPPIK UMS, Yayuli, saat diwawancarai pada Rabu (23/7).
“Dalam Al-Qur’an, air disebut dengan berbagai istilah seperti maun, alma, mator, ain, yanbu, nahrun, dan bahrun. Ini menunjukkan betapa pentingnya air dalam kehidupan dan dalam Islam,” jelas Yayuli.
Ia menjelaskan, pembahasan mengenai fikih air telah dibahas secara mendalam dalam Musyawarah Nasional Tarjih ke-28 di Palembang pada tahun 2014. Dalam forum tersebut, Muhammadiyah menekankan perlunya pemahaman menyeluruh terhadap sifat, fungsi, dan siklus air baik dalam konteks ibadah maupun kehidupan sosial.
“Siklus air dijelaskan dalam Al-Qur’an, seperti pada surat Az-Zumar ayat 21 dan Fathir ayat 9. Ayat-ayat tersebut menggambarkan bahwa hujan merupakan sumber air yang menumbuhkan tanaman di bumi,” paparnya.
Menurut Yayuli, air adalah bagian dari sistem kehidupan yang kompleks. Dalam surat Fathir ayat 12 disebutkan adanya air tawar dan air asin, masing-masing memiliki peran penting dalam kehidupan dan ekosistem.
Baca juga, Masjid sebagai Pusat Peradaban: Ikhtiar Muhammadiyah Menjawab Tantangan Zaman
“Air tawar biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum dan bersuci. Sedangkan air laut juga penting bagi ekosistem,” ungkapnya.
Yayuli juga menyoroti surat Al-Anbiya ayat 30, yang menyatakan bahwa segala makhluk hidup diciptakan dari air. Ia menyebutkan bahwa hal ini selaras dengan pandangan filsuf Yunani kuno seperti Thales yang menyatakan bahwa asal segala sesuatu adalah air.
“Ini membuktikan bahwa air merupakan substansi kehidupan yang universal, bahkan disadari jauh sebelum sains modern berkembang,” ujarnya.
Dalam kajian tersebut, Guru Besar Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) UMS, M. Abdul Fattah Santoso, turut menyampaikan pandangan ilmiah mengenai pentingnya air.
“Dua pertiga dari berat tubuh manusia terdiri dari cairan. Artinya, air bukan hanya dibutuhkan, tetapi menjadi bagian dari struktur tubuh kita,” tegasnya.
Air, menurut Yayuli, juga memiliki fungsi menyuburkan tanah dan menumbuhkan tanaman. Ia mengutip surat An-Nahl ayat 10–11 yang menjelaskan bahwa Allah menurunkan hujan untuk memenuhi kebutuhan minum manusia dan hewan, serta untuk menumbuhkan buah-buahan seperti zaitun, kurma, dan anggur.
Tak hanya aspek biologis, air dalam Islam juga memiliki nilai ibadah. Air menjadi syarat sahnya wudu dan mandi. Oleh karena itu, kebersihan dan status air dalam fikih menjadi penentu keabsahan ibadah.
“Fikih air membahas jenis, keadaan, serta syarat air yang sah untuk bersuci. Ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan air secara syar’i,” tambah Yayuli.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
