Din Syamsuddin: Amalkan Wawasan Jalan Tengah dan Toleransi
YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, umat Islam perlu mengamalkan wawasan jalan tengah atau moderasi dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Wawasan ini merupakan kristalisasi nilai-nilai Islam sebagai jalan tengah atau moderasi,” kata Din ketika memberikan khotbahnya pada shalat Id di Alun-alun Utara Kota Yogyakarta, Jumat (17/7/2015).
Menurut Din, prinsip jalan tengah atau moderasi dan toleransi merupakan watak Islam yang perlu dikedepankan dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Karena kita ditakdirkan berada dalam latar dan suasana kemajemukan, baik atas dasar agama suku, bahasa, dan budaya, maupun paham keagamaan dan organisasi kemasyarakatan,” papar Din.
Sementara itu, sebagai “umat tengahan”, kata dia, umat Islam diserukan untuk memberi kesaksian kepada dunia, yaitu dengan menampilkan bukti kemajuan, kebudayaan dan peradaban. “Islam Jalan Tengah seperti itu mungkin bisa menjadi solusi bagi Indonesia menuju kebangkitan, kemajuan dan keunggulan,” kata Din.
Selanjutnya, kata Din, jalan tengah dalam konteks tersebut pada gilirannya perlu mengkristal menjadi watak bangsa yang merdeka. Adapun watak bangsa merdeka yang perlu dimiliki di antaranya, yakni merdeka dari kebiasaan mementingkan diri sendiri atau kelompok dengan mengedepankan kepentingan publik dan kepentingan bangsa yang lebih luas.
Selanjutnya, tambah Din, merdeka dari tirani perasaan benar sendiri serta menjadi anak bangsa yang toleran dan menghargai perbedaan. “Serta merdeka dari kebiasaan korupsi dan mulai bekerja membangun prestasi dan menuai karya dari hasil keringat sendiri,” kata ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Din menambahkan, pada era modern dan global sekarang ini, setiap Muslim juga dituntut untuk mampu menampilkan komitmen ketauhidan dan kehanifan, yakni berpegang teguh pada nilai agama dan bersikap kosekuen serta konsisten dalam menjalankannya. “Tentu dengan tidak mengabaikan nilai-nilai positif dari kemajuan zaman karena Islam adalah agama kemajuan dan mendorong pemeluknya untuk berkehidupan yang berkemajuan,” kata Din. (Sandro Gatra/kompas.com/Sumber:Antara/editor: Fakhrudin)