Masa Depan Suriah di Tangan HTS: Sebuah Ujian Moderatisme Islam
Masa Depan Suriah di Tangan HTS: Sebuah Ujian Moderatisme Islam
Oleh : Muh. Rifai M.S.I. (Sekretaris PCM Bawen, Kabupaten Semarang)
PWMJATENG.COM – Kelompok oposisi Islam Suriah Hayat Tahrir as-Syam (HTS) menjadi organisasi yang mencuri perhatian dunia akhir-akhir ini. Kelompok yang dipimpin oleh Abu Muhammad Al Julani ini menjadi sangat terkenal setelah mampu menggulingkan rezim Basyar Al Asad dalam tempo yang cukup cepat, yaitu selama dua minggu.
Semua mata saat ini tertuju pada kelompok yang sempat “dicap” oleh Barat dan Amerika sebagai kelompok teroris ini. Mengapa demikian, karena masa depan Suriah pada khususnya dan masa depan politik di Timur tengah tergantung pada sejauh mana kelompok ini mampu membangun pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip moderatisme Islam, yaitu sebuah pemerintahan yang menegakkan nilai-nilai demokrasi,kemanusiaan dan toleransi.
Ada dua pandangan yang berkembang sejauh ini tentang HTS dan masa depan Suriah pasca Basyar Al Asad. Pandangan pertama adalah pandangan pesimistis. Pandangan ini berasumsi bahwa kelompok ini akan mengalami kesulitan dalam membawa Suriah ke masa depan yang lebih baik.
Pandangan ini didasarkan pada latar belakang kelompok HTS. Sebagaimana diketahui kelompok ini adalah kelompok yang memiliki singgungan dan akar ideologi dengan Al Qaida, sebuah kelompok Islam yang dianggap ekstrimis. Ada kekhawatiran besar HTS akan menerapkan prinsip-prinsip ekstrimisme Islam dalam mengelola pemerintahannya serta tidak mengakomodasi kelompok-kelompok lain yang ada di Suriah.
Baca juga, Sebulan Lepas Musyda, Menanti Gebrakan IMM Jateng
Pandangan yang kedua adalah pandangan yang optimistis. Pandangan ini beranggapan HTS akan mampu membangun pemerintahan yang moderat dan membawa Suriah menuju masa depan yang lebih baik. Pandangan ini mengasumsikan bahwa kelompok ini telah benar-benar mengalami transformasi dan moderasi gerakan.
Pandangan ini dikuatkan oleh beberapa hal. Pertama utusan PBB untuk Suriah telah mempertimbangkan mencabut HTS dari daftar organisasi teroris. Yang kedua, pernyataan pimpinan mereka yaitu Al Julani yang menyatakan pasca penggulingan Suriah bahwa rakyat Suriah lelah berperang dan akan bergerak menuju pembangunan dan stabilitas politik. Yang ketiga terjadinya kompromi antara HTS dengan birokrasi dan pejabat Suriah yang pro dengan perubahan untuk menghantarkan transisi pemerintahan Suriah kepada Pemerintah yang baru.
Sikap politik Islam moderat HTS inilah yang ditunggu oleh berbagai fihak terutama segenap rakyat Suriah. Sikap politik yang mengedepankankan dialog, toleransi dan akomodasi kelompok -kelompok yang ada di Suriah, termasuk kelompok Sunni maupun Syiah serta menegakkan nilai-nilai demokrasi,persamaan dan musyawarah dan meninggalkan sikap sektarianisme dan otoritarisnisme.
Dengan sikap moderat HTS kita berharap Suriah tidak semakin terpuruk. Negara Syam yang pernah menjadi jantung peradaban muslim ini menjadi kawasan yang damai, adil sentosa dan dapat mengulang sejarah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Amien ya Rabbal alamin….
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha