Meneladani Ahlusunnah Wal Jamaah Manhaj Salaf
PWMJATENG.COM, Surakarta – Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar kajian rutin yang dilaksanakan setiap hari Selasa. Kajian kali ini, yang berlangsung pada 3 Desember 2024, mengusung tema “Ahlusunnah Wal Jamaah Manhaj Salaf.” Kegiatan ini diselenggarakan secara daring, memungkinkan peserta dari berbagai daerah untuk ikut serta dalam kajian yang sarat dengan nilai-nilai keislaman tersebut.
Syamsul Hidayat, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, menjadi pemateri dalam kajian kali ini. Dalam penyampaiannya, Hidayat menekankan pentingnya aqidah yang diajarkan oleh generasi salaf, yang merujuk pada pendahulu-pendahulu umat Islam yang disebut sebagai Assabiqunal Awwalun, yang tertera dalam Surah At-Taubah ayat 100.
“Generasi salaf adalah generasi yang pertama kali menerima wahyu dari Allah melalui Rasulullah, yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshor. Mereka adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullah dari Mekah ke Madinah,” kata Hidayat dengan tegas.
Hidayat mengungkapkan, bahwa Surah At-Taubah memberikan penegasan mengenai keistimewaan generasi ini, yang menjadi teladan bagi umat Islam di masa depan. “Allah SWT ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada Allah. Sebagai ganjarannya, Allah menyediakan surga yang mengalir sungai-sungainya, tempat mereka kekal selamanya,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Hidayat juga mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang menegaskan bahwa generasi terbaik adalah mereka yang hidup bersama Rasulullah, dilanjutkan oleh generasi yang hidup 100 tahun setelah Rasulullah, dan generasi berikutnya yang mengikuti jejak mereka dengan baik.
Baca juga, Download Keputusan Tanwir Muhammadiyah Tahun 2024 di Kupang
“Assabiqunal Awwalun adalah generasi yang langsung berinteraksi dengan Rasulullah. Mereka menjadi contoh teladan bagi umat Islam yang ada setelah mereka,” ungkap Hidayat.
Lebih lanjut, Hidayat menjelaskan bahwa generasi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, meskipun tidak langsung bertemu dengan Rasulullah, tetap menjadi generasi yang sangat dihormati dalam sejarah Islam. Tabi’in adalah generasi yang hidup bersama para sahabat, sementara Tabi’ut Tabi’in adalah generasi yang hidup setelah sahabat, tetapi masih dapat menerima ajaran melalui perantara para Tabi’in.
Dalam kajian ini, Hidayat juga mengingatkan pentingnya mengikuti pokok-pokok aqidah yang benar dalam kehidupan sehari-hari. “Aqidah yang benar harus menjadi pegangan umat Islam. Ini adalah kriteria yang harus dipegang teguh oleh setiap individu, termasuk warga dan pimpinan Muhammadiyah,” paparnya.
Syamsul Hidayat menekankan bahwa salah satu aspek penting dalam kriteria tersebut adalah menjadi Ahlul Qur’an. “Ahlul Qur’an adalah mereka yang memiliki Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Kajian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah Manhaj Salaf tetap relevan untuk diterapkan dalam kehidupan umat Islam masa kini. Dengan memperkenalkan prinsip-prinsip dasar aqidah yang diajarkan oleh generasi salaf, Hidayat berharap peserta dapat menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta sebagai upaya menjaga kemurnian ajaran Islam yang sejati.
Kontributor : Habibah
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha