AUMBerita

Wakil Rektor UMS Bahas Pendidikan Inklusif di Forum Internasional KLCC Malaysia

PWMJATENG.COM, Surakarta – Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Ihwan Susila, baru-baru ini diundang sebagai pembicara dalam sesi panel bertajuk ‘Driving Inclusive and Accessible Education for All: A 360 Approach’ yang diselenggarakan dalam agenda Time Higher Education Campus Live SE Asia 2024. Acara tersebut berlangsung pada Selasa-Rabu, 26-27 November 2024, di KLCC Malaysia.

Dalam kesempatan tersebut, Ihwan membahas berbagai komponen penting dalam pendidikan inklusif, termasuk pengembangan kebijakan, desain kurikulum, aksesibilitas digital, pelatihan staf, dan bagaimana membangun sistem pendidikan yang dapat memenuhi beragam kebutuhan peserta didik. “Dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada kenyataan bahwa lingkungan belajar sangat beragam. Oleh karena itu, diperlukan sistem pendidikan yang inklusif dan mudah diakses oleh semua peserta didik,” ujar Ihwan dalam pemaparannya, Rabu (27/10).

Ia menekankan pentingnya memberikan kesempatan yang adil kepada peserta didik, terlepas dari latar belakang, kemampuan, dan kondisi mereka. Menurut Ihwan, pendidikan inklusif bukan hanya tentang akses, tetapi juga memberikan kepastian bagi setiap individu untuk berkembang dalam lingkungan yang setara. “Keberagaman dan inklusi adalah prinsip utama dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yang dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” tambahnya.

Dalam sesi tersebut, Ihwan juga menyoroti SDG 10 yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan baik di dalam maupun antarnegara. “Untuk itu, kita perlu menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya inklusif, tetapi juga memberi kesempatan bagi semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, atau latar belakang sosial-ekonomi,” paparnya.

Namun, ia mengakui bahwa masih ada beberapa hambatan dalam mewujudkan pendidikan inklusif. Hambatan utama, menurutnya, terletak pada kebijakan dan kelembagaan. “Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan kebijakan yang mendukung, seperti alokasi dana yang lebih besar untuk sumber daya dan teknologi inklusif. Selain itu, pengembangan kerangka kerja yang jelas di tingkat nasional dan regional sangat dibutuhkan,” terang Ihwan.

Baca juga, Pesan Pendidikan Melampaui Zaman KH Ahmad Dahlan

Selain itu, kolaborasi antara pemangku kepentingan seperti orang tua, peserta didik, dan advokat disabilitas juga sangat penting. Dalam hal ini, Ihwan menekankan pentingnya pengembangan kebijakan inklusif dengan melibatkan semua pihak yang terkait.

Dalam hal aksesibilitas, Ihwan mengusulkan agar pendidik dan administrator dapat mengintegrasikan alat digital secara efektif untuk mendukung kebutuhan beragam peserta didik. Penggunaan teknologi seperti pembaca layar, perangkat lunak pengenalan suara, dan perangkat input alternatif juga perlu diperkenalkan untuk membantu peserta didik dengan cacat fisik atau sensorik.

Selain itu, desain kurikulum inovatif juga diusulkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan adil. “Dengan mengembangkan kurikulum yang fleksibel, di mana informasi disampaikan dalam berbagai cara, peserta didik dapat memilih cara yang sesuai dengan preferensinya,” imbuh Ihwan.

Sejak tahun 2017, UMS telah memperkenalkan metode pembelajaran berbasis portofolio kecakapan hidup. Metode ini mendorong mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan mereka melalui pengalaman belajar di luar kampus, termasuk mengikuti kegiatan akademik dan non-akademik. Melalui portofolio kecakapan hidup ini, mahasiswa diharapkan menjadi lulusan yang lebih kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan pekerjaan.

“Mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman belajar di luar kampus,” terang Ihwan. Sistem ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menyusun CV yang mencerminkan kemampuan hidup yang telah mereka peroleh selama masa kuliah.

Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE