PWMJATENG.COM, Macau, RRC – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencuri perhatian dunia akademik internasional. Pada agenda QS Higher Education Summit: Asia Pacific 2024 yang digelar di Macau University of Science and Technology (MUST), Macau, Sri Indra Kurnia, S.KM., MPH, dosen sekaligus Kepala Bidang Mobilitas & Hospitalitas Mahasiswa Biro Kerjasama dan Urusan Internasional (BKUI) UMS, memaparkan keberhasilan kegiatan budaya di kampusnya dalam membangkitkan motivasi mahasiswa. Presentasi ini, yang berlangsung pada Kamis (7/11), menunjukkan bagaimana ICAC (International Cultural and Academic Competition) UMS berperan penting dalam mempromosikan kolaborasi budaya antarnegara.
ICAC UMS, yang merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh BKUI UMS, berfokus pada kolaborasi mahasiswa dari berbagai negara. Diadakan untuk pertama kalinya pada tahun 2023, ICAC berhasil menarik 137 peserta dari 29 perguruan tinggi di 30 negara. “Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan perbedaan budaya sekaligus menciptakan ruang inklusif bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang,” ujar Sri Indra Kurnia.
Selain menjadi media promosi budaya, ICAC juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah berbagai keterampilan. Kegiatan ini mencakup pertunjukan budaya, festival makanan tradisional, serta kompetisi seperti fashion show, dekorasi booth, dan kuis tentang budaya. Kegiatan tersebut dirancang untuk menumbuhkan rasa saling menghargai antar mahasiswa yang beragam. “ICAC merayakan perbedaan dan mendukung iklim kampus yang inklusif, menjadikan mahasiswa merasa diterima dan dihargai,” tambah Sri Indra.
Baca juga, Ide Pembaruan dan Resonansi Transformasi Sosial KH Ahmad Dahlan
Lebih dari sekadar ajang budaya, ICAC juga menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan penting bagi mahasiswa. Kompetisi dan acara yang digelar selama ICAC memberikan peluang bagi peserta untuk meningkatkan kemampuan public speaking, penyelesaian masalah, dan komunikasi antarbudaya. “Keterampilan ini tidak hanya berguna untuk akademik, tetapi juga untuk pengembangan diri mahasiswa,” jelas Sri Indra. Dengan demikian, ICAC turut memberikan dorongan kepercayaan diri bagi mahasiswa.
Tak kalah penting, ICAC UMS juga membantu mahasiswa untuk mengasah jiwa kepemimpinan. Dengan terlibat dalam penyelenggaraan acara sebagai panitia atau koordinator, mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memimpin dan mengelola berbagai kegiatan. “Peran-peran tersebut mengajarkan mahasiswa untuk bertanggung jawab, merencanakan, dan mengeksekusi kegiatan. Hal ini meningkatkan rasa tanggung jawab mereka terhadap kampus, sekaligus memotivasi mereka untuk lebih aktif berpartisipasi,” terang Sri Indra Kurnia.
Melalui penghargaan yang diberikan di akhir kompetisi, ICAC UMS turut memberikan pengakuan yang mendorong mahasiswa untuk terus berkontribusi di lingkungan kampus. “Penghargaan ini menjadi salah satu faktor pendorong bagi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan kampus dan meningkatkan iklim yang lebih hangat dan menyenangkan di dunia akademik,” ujar Sri Indra.
Kontributor : Maysali
Editor : M Taufiq Ulinuha