AUMBerita

Talk Show “Make Masjid Great Again”: Membangkitkan Peran Masjid dalam Pemberdayaan Umat

PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Kegiatan Pelatihan Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Nasional (PM3NAS) di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai puncaknya dengan diadakannya Talk Show Kajian Mahasantri bertema “Make Masjid Great Again.” Acara yang berlangsung pada hari terakhir tersebut menampilkan dua pembicara utama yang memiliki pengalaman luas dalam pengelolaan masjid, yaitu Budi Setiawan, Ketua MDMC PP Muhammadiyah sekaligus Takmir Masjid Gedhe Kauman, dan Hija Hamid Fauji, Takmir Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Talk show ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peserta dalam menciptakan ide dan inovasi baru untuk menghidupkan peran masjid di daerah masing-masing.

Moderator talk show, Hizba Muhammad Abror, yang merupakan Kabid TKK DPD IMM DIY, mengarahkan diskusi dengan berbagai pertanyaan yang menantang pemikiran kedua pembicara. Dalam sesi tersebut, Hija Hamid menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. “Di Masjid Kampus UMY, kami bekerja sama dengan LPPI UMY untuk melatih juru imam, muadzin, dan khatib,” ujar Hija, mencontohkan upaya yang telah dilakukan untuk menghidupkan masjid sebagai tempat pengembangan keagamaan dan keterampilan.

Namun, dalam perjuangan membangkitkan kembali peran masjid, tantangan tak terhindarkan, terutama terkait dengan perbedaan pengelola masjid. Budi Setiawan menyampaikan bahwa perbedaan tersebut justru dapat menjadi kekuatan jika dikelola dengan baik. “Muhammadiyah dan NU memiliki cara masing-masing dalam pemberdayaan masjid,” ujar Budi. Ia memberikan contoh masjid populer di Sragen, yang dikelola oleh seorang takmir Muhammadiyah meski masjid tersebut milik pemerintah daerah. “Kegiatan pemberdayaan masyarakat tetap berjalan dengan baik di sana,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hija menekankan bahwa masjid kampus seperti UMY bukan hanya diisi oleh mahasiswa Muhammadiyah, tetapi juga mahasiswa dari berbagai latar belakang. “Fungsi masjid sangat penting sebagai instrumen untuk memperkenalkan Muhammadiyah melalui berbagai kegiatan,” jelasnya. Ia juga mengkritik tren mengadakan kajian di kafe-kafe, yang menurutnya seharusnya dapat dialihkan ke masjid. “IMM harus menjadi penggerak utama dalam mengembalikan kegiatan kajian dan diskusi ke masjid,” seru Hija, memberikan dorongan kepada para peserta.

Baca juga, Wakili Indonesia, Dua Mahasiswa UMS Siap Bawa Pulang Emas di Kejuaraan Pencak Silat Asia 2024

Salah satu isu yang diangkat dalam talk show ini adalah bagaimana cara menarik jamaah untuk lebih aktif berpartisipasi di masjid. Budi memberikan beberapa tips praktis. “Pertama, kenali masjid Anda dan pastikan fasilitasnya layak untuk kenyamanan jamaah. Kedua, pahami kebutuhan jamaah; apa yang sebenarnya mereka minati,” paparnya. Ia juga mengingatkan agar takmir masjid tidak terburu-buru menilai atau menghakimi penampilan jamaah. “Banyak bagian masjid yang bisa dijadikan ruang publik atau untuk kegiatan lainnya, selama itu mendukung keberadaan masjid,” tambahnya.

Hija juga menambahkan beberapa strategi untuk menarik lebih banyak jamaah, khususnya di lingkungan kampus. “Salah satu caranya adalah dengan merancang kegiatan masjid yang melibatkan berbagai disiplin ilmu di kampus,” ungkapnya. Misalnya, UMY sering mengadakan kajian yang menghadirkan dosen-dosen dari berbagai bidang sebagai narasumber. “Dengan mengemas kajian secara menarik, seperti menggunakan poster yang sesuai dengan tema keilmuan, jamaah akan lebih tertarik untuk berpartisipasi,” jelasnya.

Talk show ini tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga menyajikan solusi konkret untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mengelola masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Dalam penutupannya, kedua pembicara sepakat bahwa masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pemberdayaan masyarakat jika dikelola dengan inovasi dan semangat kolaborasi yang kuat.

Kontributor : Anis Irkhamni Septiani
Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE