BeritaKolom

Muhammadiyah Melayani Tanpa Cuti

Muhammadiyah Melayani Tanpa Cuti

Oleh : Khafid Sirotudin*

PWMJATENG.COM – Abi Wibowo, relawan MDMC Kendal memanasi mobil Ambulan Muhammadiyah (AmbulanMu) di markas PCM Weleri depan masjid An-Nur, Jumat 12 April 2024, pukul 09.30 WIB. Abi hendak menuju RSI Muhammadiyah Kendal di Weleri untuk mengambil dan mengantarkan jenazah korban laka lantas menuju rumah duka di Bekasi. Jenazah yang hendak diantar merupakan salah satu dari tujuh korban meninggal dunia akibat kecelakaan bus Rosalia Indah di tol Batang Semarang KM. 370, Kamis pagi 11 April 2024. Puluhan korban lainnya masih dirawat di RSIM Kendal. Terdapat 3 AmbulanMu yang terlibat dalam evakuasi dan mengantarkan 7 jenazah korban laka lantas pada hari lebaran kedua itu. Selain AmbulanMu dari PCM Weleri, ada dari PCM Tersono, dan Gringsing Batang.

Sependek ingatan saya, mobil Ambulan Muhammadiyah pertama hadir di Kendal pada Maret 2012. Sebagai respon atas UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Berawal dari ide, inisiatif dan gagasan Suwargi Kaji Muslim, Ketua PDM Kendal dan motivator zakat sejak 1979 tatkala Bapelurzam berdiri pertama kali di Weleri. Pada body mobil AmbulanMu itu tertera tulisan besar BAPELURZAM-LAZISMU (Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah -Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Muhammadiyah) Weleri. Mobil AmbulanMu ini selalu dipakai Suwargi H. Muslim kemana-mana ketika berdakwah. ”Awakke dewe kudu wani promosi gerakan zakat nangendi-ngendi. Ojo godal-gadul (kita harus berani mensyiarkan gerakan zakat kemana-mana. Jangan takut dan malas),” ujarnya suatu ketika saat saya membersamai beliau di dalam mobil ambulanMu.

Menurut informasi Husni Thamrin, Koordinator Forum Ambulan Muhammadiyah Jawa Tengah (AMJAT), saat ini se Jawa Tengah terdapat 180 mobil ambulanMu. Jumlah ini di luar ambulan milik 54 Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) se Jawa Tengah. Di Kendal sendiri terdapat 12 mobil ambulanMu dari 21 PCM yang ada di PDM Kendal. Belum semua Pimpinan Cabang memiliki dan mengoperasikan ambulanMu. Meski PDM Kendal tidak membuat Posko Mudik Lebaran di pinggir jalan, namun semua unit ambulanMu, Relawan MDMC/LRB (Muhammadiyah Disaster Management Center/Lembaga Resiliensi Bencana), 4 RSMA di Weleri, Kangkung, Kaliwungu dan Boja tetap siaga melayani masyarakat selama masa liburan dan cuti bersama Idul Fitri 1445H/2024M.

Sebelum dan selama Ramadan tahun ini, MDMC/LRB PWM Jateng melakukan berbagai kegiatan tanggap darurat bencana alam di beberapa daerah. Di Demak, MDMC membuat Dapur Umum (DU) untuk melayani makan sahur dan buka puasa gratis bagi warga terdampak bencana banjir disana. DU baru berakhir dua hari sebelum lebaran, tanggal 8 April 2024, seiring sudah surutnya banjir dan kehidupan masyarakat terdampak sudah pulih. Sementara dampak ikutan bidang kesehatan dan psikologis ditangani tim Medis, Paramedis dan Psychoterapis di posko pengendali yang berpusat di RS Hj. Fatimah Sulhan Muhammadiyah Demak.

Berbagai bentuk pelayanan kepada masyarakat pemudik maupun lokal selama liburan Idul Fitri selalu dilakukan oleh Muhammadiyah. Sudah sejak dahulu, sekarang, hingga masa mendatang. Di beberapa lokasi di Jawa Tengah, secara mandiri dan bersinergi dengan stakeholders lain, beberapa PDM /PCM/Ortom membuat Posko Pelayanan Mudik Idul Fitri yang ditempatkan di berbagai AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) seperti masjid, sekolah, PTMA yang lokasinya di pinggir jalan nasional pantura dan lintas selatan Jawa. Tidak perlu ditanyakan berapa anggaran biaya untuk memberikan berbagai pelayanan sosial tersebut. Spirit teologi Al-Maun (bantuan penting) telah merasuki pikiran, jiwa dan spiritual segenap warga Muhammadiyah di berbagai tingkatan dan profesi.

Tidak Pernah Cuti

Dari informasi yang saya peroleh, H minus 3 hingga plus 3 lebaran tahun ini, tingkat BOR (Bed Occupancy Rate) atau persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu pada RSI Muhammadiyah Weleri mencapai 100 persen. Artinya sudah penuh dan tidak bisa menerima pasien baru rawat inap, kecuali ada pasien yang keluar atau meninggal dunia. Coba bayangkan andaikata ribuan tenaga medis, paramedis, tenaga teknis dan administrasi 54 RSMA dan 50-an Poliklinik Pratama Muhammadiyah se Jawa Tengah mengambil cuti bersama selama musim lebaran tiba. Berapa ribu masyarakat di Jawa Tengah yang sakit dan mengalami kedaruratan medis (misalnya tidak bisa kentut seharian, sesak nafas, pingsan, korban laka lantas, dsb) di saat lebaran yang tidak bisa terlayani, baik rawat jalan maupun opname.

Cuti bagi tenaga medis dan paramedis RSMA biasanya dilakukan secara bergiliran setiap tahun, dengan memperhitungkan ketercukupan SDM, prediksi pelayanan kesehatan serta penanganan kedaruratan medis yang harus dilayani. Itu pun tidak sebanyak hari cuti bersama dan liburan Idul Fitri yang diperuntukkan bagi segenap ASN dan pegawai BUMN. Kegiatan Halalbihalal atau syawalan di antara mereka biasanya dilakukan di tempat kerja, di sela-sela waktu pelayanan sosial dan kesehatan yang diberikan. Bagi warga yang memiliki suami/istri, anak/menantu, kerabat atau teman yang bekerja di RSMA pasti sudah memahami dan memaklumi “risiko sosial-keagamaan” itu. Risiko yang tumbuh dan berasal dari kesadaran spiritual-teologis bahwa Muhammadiyah tidak mengenal cuti dalam melayani umat dan masyarakat.

Segenap pimpinan dan warga Muhammadiyah menyadari betapa mulia dan membahagiakan ketika bisa menunaikan peribadatan berupa pelayanan sosial dan kesehatan yang diberikan kepada segenap anak bangsa. Baik dikala suka maupun duka, suasana senang atau sedih, keadaan normal dan situasi bencana, dikala senggang maupun sempit. Sebagaimana firman Tuhan dalam QS Al-Imron 134, yang artinya : ”(yaitu) orang-orang yang selalu menafkahkan (berinfaq) di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mampu mengendalikan amarah, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”.

Semangat berbagi, memberi, berderma segenap warga persyarikatan Muhammadiyah juga diilhami oleh spirit QS At-Taubah ayat 41, yang artinya : ”Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan ringan maupun berat, dan berjihadlah (berjuanglah) kamu dengan harta dan dirimu (jiwa-ragamu) di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. Puluhan ribu AUM bidang sosial, kesehatan dan pendidikan dan beragam program yang telah dilakukan Muhammadiyah selama seabad lebih bagi bangsa ini, menurut penuturan seorang Mubaligh Muhammadiyah yang pernah saya ikuti, barulah mengamalkan sekitar 400-an ayat. Artinya baru sekitar 6 persen dari seluruh ayat dalam kitab suci Al-Quran yang berjumlah 6000-an lebih.

Baca juga, Dakwah Kultural

Saya menjadi faham sekarang, tatkala KH. Ahmad Dahlan mengajarkan QS Al-Maun yang hanya terdiri 7 ayat kepada murid-santrinya selama 3 bulan. Kyai Dahlan-pun tidak berkenan menaikkan pengajaran ke surat lain, walau semua murid-santrinya telah hafal, sebelum pesan Qs. Al-Maun dipraktikkan secara nyata bersama murid-santrinya dengan cara membagi nasi bungkus yang dibagikan ke khalayak umum yang membutuhkan makanan di alun-alun kidul Kraton Jogjakarta. Barulah Kyai Ahmad Dahlan beranjak mengajarkan Qs. Al-’Asr (waktu ashar) kepada santrinya selama 8 bulan. Sayang Kyai wafat pada usia muda, 53 tahun dan belum sempat mengamalkan pesan surat “wal ashri” itu.

Pada masa awal berdirinya Muhammadiyah, Spirit Al-Maun telah melahirkan monumen amal shalih berupa lembaga pendidikan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah (1918), PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) pada 1920, serta Panti Asuhan Muhammadiyah (1921). Saat ini puluhan ribu AUM Pendidikan (TK sampai PTMA), AUM Kesehatan (RSMA dan Poliklinik Kesehatan/Pratama), AUM Sosial (PAYM, PAY Aisyiyah, Rumah Lansia, MDMC/LRB) telah berdiri di Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya telah berdiri di luar negeri. Semua berawal dari niat suci dan tulus dalam mengamalkan pesan ajaran QS Al-Maun.

Amal Bakti UMKM

Sekitar 2 tahun lalu, pasca pandemi Covid-19 melandai, suatu siang saya dihubungi via telepon Agus Saputro, kader IMM Jateng yang menjadi anggota LHKP (Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik) PWM Jateng. LHKP adalah satu lembaga PWM yang saya pimpin di periode 2015-2022. Selain meminta doa restu untuk segera menikah, ada pernyataan dia yang membuat saya terperangah. Kurang lebih kalimatnya begini : ”sampai matipun saya tidak akan pernah bisa membalas kebaikan budi Muhammadiyah”. Mak jleb rasanya saya mendengar kalimat itu.

Padahal saya tahu, Agus bukanlah seorang kader yang pernah menduduki jabatan Ketua Organisasi Otonom (Ortom) tingkat Daerah (kabupaten/kota), apalagi Wilayah (provinsi). Agus juga bukan mahasiswa UMS yang berprestasi gemilang dengan lulus tepat waktu dan ber-IPK cum-laude. Juga bukan kader yang berkhidmat sebagai petinggi atau mengais rejeki di AUM. Malu rasanya sebagai kader dan warga Muhammadiyah jika kami tidak mampu berbalas budi dengan apa yang telah diberikan persyarikatan.

Ketika saya diamanati memimpin lembaga baru hasil Musywil berupa LP-UMKM (Lembaga Pengembang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) PWM Jawa Tengah, periode 2022-2027, kami berusaha menyadari dan memahami amanat yang cukup berat bersama segenap pimpinan dan anggota LP-UMKM Jateng. Mengingat pelaku UMKM di Jateng merupakan jumlah terbesar ke 2 di Indonesia. Berdasarkan data BPS 2022, ada sejumlah 1,45 juta unit UMKM berada di Jateng. Dimana 150 ribu diantaranya, menurut perkiraan kami, adalah kader, warga dan simpatisan Muhammadiyah. Sebuah tantangan, peluang dan amanah yang tidak ringan melakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam memajukan dan menaikkan kelas UMKM.

Salah satu program kerja yang telah kami mulai sejak September 2023 lalu yaitu Amal Bakti UMKM. Sebuah program sinergi dengan PT Seraya Auto Indonesia milik Agung Subagya, salah satu Ketua Bidang LP-UMKM PWM Jateng. Sebuah perusahaan karoseri yang baru mulai berkembang dan berdomisili di Wonosobo dan Kulonprogo DIY. Program Amal Bakti UMKM memberikan pelayanan berupa perawatan gratis berkala terhadap mobil AmbulanMu yang terhimpun dalam AMJAT. Untuk sementara waktu, kami baru bisa melayani 3 unit AmbulanMu setiap bulan. Semoga ke depan semakin banyak lagi mobil AmbulanMu yang mampu kami beri pelayanan perawatan. Seiring makin berkembangnya usaha PT Seraya Auto Indonesia.

Barangkali ada yang bertanya, apa hubungan LP-UMKM dengan mobil AmbulanMu? Bukankah selama ini pengadaan 180 mobil AmbulanMu di Jawa Tengah diperoleh dari dana Zakat, Infaq dan Sedekah yang dihimpun melalui LAZISMU, serta pemberian sumbangan dari para aghniya’/munfiq/muwakif/muqarib/simpatisan Muhammadiyah. Tahukah kita jika para sopir AmbulanMu lebih banyak berasal dari relawan dengan honor sekedar “sedekah jariyah” dari para pihak yang berempati. Perawatan berkala mobil berupa ganti oli, ganti ban, perpanjangan STNK, service mesin tune-up pun terkadang terlambat karena tuntutan memberikan pelayanan prima kepada umat dan masyarakat yang sangat tinggi.

Apalagi ketika kita bicara soal perawatan untuk body mobil yang lecet, bemper sempal, lampu strobo atau rotator dan sirine mati, lantai dan dragbar rusak, APAR dan tabung oksigen kosong, serta peralatan mekanik elektrikal yang terkadang sudah usang. Berbagai jenis perawatan inilah yang LP-UMKM dan Seraya Auto niatkan untuk mengambil peran dan baktikan kepada mobil Ambulan Muhammadiyah. Tidak perlu mempertanyakan berapa besar biaya perawatan mobil AmbulanMu yang kami layani dalam program Amal Bakti UMKM. Pun rasanya tidak elok jika kita mengukur niat baik dan amal shalih yang diberikan segenap kader, warga dan simpatisan melalui Muhammadiyah. Tidak harus pula diuraikan ke dalam Key Performance Indicator (KPI) berupa angka-angka kuantitatif. Toh kita bukan malaikat pencatat amal baik dan buruk, apalagi menisbatkan diri menjadi panitia yaumil hisab di akhirat.

Jangan tanyakan apa yang Muhammadiyah berikan kepada kita, tapi tanyakan apa yang bisa kita berikan kepada Muhammadiyah. Muhammadiyah tidak pernah berhenti melayani bangsa ini. Berpikir untuk sekadar cuti pun tidak pernah. Wallahu’alam

*Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah & Ketua Bidang Jaringan dan Diaspora Kader MPKSDI PP Muhammadiyah.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE