Dari Menulis Menjadi Sebuah Karya dan Mendapatkan Apresiasi
Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – Setiap tulisan seperti jejak yang terukir di atas kayu atau patung yang dipahat dari batu. Jejak ini tidak hanya meninggalkan bekas, tetapi juga menceritakan kisah yang melebihi dari sekadar goresan itu sendiri. Menulis adalah sebuah aktivitas di mana seseorang menggali kekayaan pikiran dan imajinasi dalam alam batinnya.
Bagi mereka yang memiliki hobi atau bakat menulis, temuan akan sebuah tema tidaklah sulit. Tema-tema kehidupan, baik itu ekonomi, sosial, budaya, politik, atau agama, dapat ditemukan di sekitar mereka, menjadi bahan bagi tulisan-tulisan yang memberikan edukasi, kritik, dan informasi yang akurat.
Para tokoh terdahulu, seperti Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Ali bin Thalib, Imam Al Ghazali, Imam Nawawi, Ibnu Arabi, Soekarno, Buya Hamka, Muhammad Natsir, Buya Syafii Maarif, Pak Amin Rais, Pak Haidar Nasir, dan banyak lagi, telah menuangkan pemikiran mereka melalui tulisan. Pramudya Ananta Toer bahkan pernah mengatakan bahwa “orang pandai akan ditinggalkan oleh zamannya dan ditinggalkan oleh masyarakatnya jika tidak menuangkan tulisan.”
Dengan dorongan keberanian dan motivasi dari Emha Ainun Najib (Mbah Nun), Rumini Zulfikar (Gus Zul) mulai membagikan tulisannya. Gus Zul mengirimkan tulisan berjudul “Ngolah Pikiran” ke redaksi CakNun.com setelah mendapat dorongan tersebut. Tulisan tersebut diterbitkan di situs tersebut pada bulan Juli 2022.
Tidak berhenti di situ, Gus Zul semakin termotivasi untuk menulis opini-opini yang mengikuti tren masa kini, seperti kasus Rempang dan pemilu 2024. Dengan semangatnya, Gus Zul terus menulis dan akhirnya mendapatkan apresiasi serta menghasilkan karya yang kemudian dibukukan.
Baca juga, Kapan Muhammadiyah Bisa Membuat Kitab Matan?
Pada akhir tahun 2022, Gus Zul mengeksplorasi sejarah Muhammadiyah di Troketon melalui wawancara dengan pelaku sejarah yang masih hidup. Setelah hampir enam bulan, hasil karyanya dimuat di Suara Muhammadiyah (SM) Online, dan saat ini dalam proses pencetakan untuk dijadikan buku.
Pada bulan Desember 2023, Gus Zul menulis sebuah opini berjudul “Mencari Simpati Hati dan Suara Pemilih” yang dimuat di SM Online dan mendapatkan apresiasi. Tulisannya juga dijadikan artikel di Website Instagram Lembaga Historiografi dan Kajian Pemikiran (LHKP) PP Muhammadiyah. Gus Zul bersama 18 penulis dari sekitar Klaten menulis dengan berbagai latar belakang dan judul yang berbeda, sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Semua ini berkat bimbingan dan arahan dari Isngadi Marwah (Redaksi Senior SM), Gus Muhammad Ansori (Komisioner KPU Klaten), Wahyudi Nasution (Penulis Buku “Ojo Dumeh”), Ganjar Sri Husodho, Rizki Dewantara, dan Muhammad Syamsuddin.
Dengan menulis, Gus Zul ingin menyampaikan pentingnya literasi secara holistik dan mempromosikan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat yang masih minim literasi. Selain itu, literasi juga penting untuk mendokumentasikan sejarah baik di persyarikatan maupun lingkungan sekitar.
Terakhir, hal yang membuat bangga adalah ketika sang anak kaget dan bangga karena tulisan sang ayah mendapatkan apresiasi dari lembaga pusat, yaitu LHKP PP Muhammadiyah.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha