Ikhtiar Menyelamatkan Semesta: Peran Muhammadiyah dalam Tiga Agenda Besar
Ikhtiar Menyelamatkan Semesta: Peran Muhammadiyah dalam Tiga Agenda Besar
Oleh : Alvin Qodri Lazuardy S.Ag., M.Pd.*
PWMJATENG.COM – Sejak berdirinya pada tahun 1912, Muhammadiyah telah melewati perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Di usianya yang ke-111, Muhammadiyah terus berkembang sebagai organisasi Islam yang tidak hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengatasi isu-isu global, termasuk tantangan lingkungan hidup dan kemanusiaan. Tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” menjadi refleksi penting bagi Muhammadiyah dalam memandang tugas besar yang dihadapinya untuk ikut serta dalam upaya penyelamatan lingkungan dan kemanusiaan. Dalam perayaan ini, Muhammadiyah menggarisbawahi tiga agenda besar yang menjadi fokus utama dalam upaya menyelamatkan bumi, yaitu Isu Lingkungan Hidup, Isu Kemanusiaan Universal, dan Isu Pendidikan.
Pertama-tama, dalam menghadapi tantangan Isu Lingkungan Hidup, Muhammadiyah menerjemahkan komitmen sebagai Khalifatu Fil Ard, atau pemelihara yang bertanggung jawab terhadap Bumi. Fokus utama ditekankan melalui penerbitan fiqih air dan lingkungan, implementasi sekolah hijau, masjid hijau, rumah sakit hijau, serta transisi energi ke tenaga surya. Upaya ini bukan hanya mencakup aspek infrastruktur, tetapi juga merambah ke level akar rumput dengan melibatkan masyarakat melalui gerakan akar bawah di ranting. Langkah strategis seperti partisipasi dalam kebijakan dan undang-undang tata ruang, pertambangan, energi terbarukan, serta pelestarian alam menjadi bagian integral dari ikhtiar Muhammadiyah. Pendirian Muhammadiyah Climate Center yang diawali dengan konferensi Internasional Climate Forum di Universitas Ahmad Dahlan menjadi bukti nyata komitmen global untuk mencapai tujuan ini.
Baca juga, Muhammadiyah di Usianya yang ke-111: Ikhtiar Menyelamatkan Semesta
Kedua, Isu Kemanusiaan Universal tercermin dalam langkah konkrit Muhammadiyah di Palestina. Bantuan kemanusiaan senilai 13 miliar rupiah disalurkan ke Jalur Gaza, terdiri dari makanan tahan lama Rendangmu dan family kit yang berisi selimut, handuk, dan pakaian dalam. Serta merencanakan program Peace Building untuk resiliensi bencana untuk rakyat Palestina. Tindakan ini menggarisbawahi peran Muhammadiyah sebagai agent of humanity yang tidak hanya fokus pada urusan internal, tetapi juga turut berkontribusi dalam mengatasi konflik global dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Ketiga, Dalam Isu Pendidikan, Muhammadiyah menjalankan inisiatif Peningkatan Kesejahteraan Pendidikan melalui Gerakan Infak 111. Dalam konteks ini, gerakan ini menjadi jalan bagi peningkatan mutu dan kesejahteraan di sektor pendidikan. Dengan memobilisasi dana melalui gerakan infak 111, Muhammadiyah bukan hanya menciptakan pembaruan pada pendidikan, tetapi juga merancang fondasi keberlanjutan melalui pendanaan abadi yang dikelola oleh Lazismu. Ini bukan sekadar investasi dalam sistem pendidikan, tetapi juga langkah filantropis yang memandang pendidikan sebagai pangkalan peradaban dan perubahan sosial yang berkemajuan serta berkelanjutan untuk masa depan. Dengan menginsyafi secara aktif, Milad Muhammadiyah ke-111 mampu menjawab tantangan global yang semakin kompleks, yaitu dengan Muhammadiyah menetapkan pijakan-pijakan yang kuat berlandaskan nilai Teologis (Ketuhanan-KeIslaman), Ekologis (Bi’ah-Lingkungan) dan Humanis (Kemanusiaan-Insaniyah) dalam upaya menyelamatkan semesta.
Ikhtiar melibatkan masyarakat dan memadukan visi keislaman dengan kepedulian terhadap lingkungan, kemanusiaan, dan pendidikan, Muhammadiyah menunjukkan peran pentingnya sebagai agen perubahan yang berkontribusi pada kebaikan bersama dan keberlanjutan bumi ini. Sebagai penjelmaan dari Risalah Islam Berkemajuan yang telah diazzamkan di Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Solo tahun lalu. Selamat Milad ke-111 Persyarikatan Muhammadiyah!
Editor : M Taufiq Ulinuha
*Kader Muhammadiyah/ Penulis Buku Merawat Nalar Salim