Energi Sebuah Harapan
Oleh: Arip Hidayat*
PWMJATENG.COM – Kelok jalan panjang menembus belantara kehidupan. Sejenak kadang lurus. Melewati turunan. Menyusuri tepian tebing nan curam. Kadang jalan menanjak layaknya cadas pangeran. Melewati bebatuan, kerikil atau pasir. Kadang tanah berdebu tak berpohon tak berumput. Tanah yang kering kerontang. Itulah lika-liku kehidupan. Tangis, bahagia, benar, salah.
Satu waktu kita temukan mata air. Sejenak kita teguk kesegarannya. Memulihkan dahaga. Menyemai energi. Tenaga itu pun pulih. Perjalanan harus di lanjutkan. Ada asa yang kita harapkan. Ada harapan yang akan kita wujudkan. Di sela hidup itu Kadang kita temukan manis. Karena tak semua gambaran hidup itu melulu penderitaan.
Itulah potret hidup dan kehidupan. Hidup kadang di maknai perjuangan. Kadang di artikan perlombaan. Kadang tafsiri pengabdian. Kadang di simpulkan sebagai pengorbanan. Apa pun motif maknanya. Yang pasti hidup itu untuk sebuah harapan.
Baca juga, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Serukan Pelaksanaan Iduladha yang Ramah Lingkungan bagi Warga Persyarikatan
Tahukah anda. Begitu besarnya energi yang tersimpan dalam sebuah harapan. Sehingga yang sakit dapat sembuh. Yang susah menjadi senang. Bimbang berubah tenang. Miskin berbalik jadi kaya. Bodoh akan menjadi pintar. Lemah kembali kuat. Karena besarnya sebuah harapan.
Agama ini di peruntukan bagi manusia-manusia yang senantiasa punya harapan. Harapan baik saat menjalani takdir kehidupan dunia, bahkan harapan itu kita bawa saat memasuki eskatologi masa depan. Putus asa bukan solusi. Nasi tidak harus berakhir jadi bubur.
Tak perlu berkutat dengan sesal seputar hidup kita dimasa lalu. Baik dosa atau kegagalan. Itu sama saja menggergaji serbuk kayu atau membakar abu. Masa lalu. Tak akan terulang. Tapi masa depan dapat di lukis ulang. Islam mengajarkan taubat; kembali pada jalan-Nya.
Mari, harapan baik itu kita rawat, kita pupuk, kita persembahkan kepada As-shamad; Tuhan tempat bergantung segala sesuatu. Dia dengan indah berfirman ; faman kaana yarjuu liqooa’a Rabbihii falya’mal ‘amalan saalihanw wa laa yushrik bi’ibaadati Rabbihiii ahadaa; Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”(al-kahfi, 110)
Ketua PCPM Adiwerna, Tegal. Anggota MTT PDM Kab. Tegal