[Reportase Khusus] Muhammadiyah Bantu Proses Evakuasi WNI Sudan Terdampak Konflik Bersenjata
PWMJATENG.COM, Jakarta – Sudan memanas. Negara ini kini dilanda bentrokan antara militer dan pasukan paramiliter. Sedikitnya sekitar 400 orang dilaporkan tewas. Dikutip dari laman BBC, Selasa (25/4/2023) penyebab perang Sudan bermula ketika negara tersebut dilanda kudeta tahun 2021. Sejak itu, Sudan dijalankan oleh dewan jenderal, yang dipimpin oleh dua orang petinggi militer, yang kemudian menjadi cikal bakal perselisihan ini. Meskipun konflik tampaknya berada di bawah kendali instalasi, namun hal ini banyak menimbulkan efek besar, terutama di daerah perkotaan. Bahkan, warga sipil menjadi korban, termasuk warga negara Indonesia (WNI).
Merespon situasi tersebut, Pemerintah Indonesia bergerak untuk segera mengeluarkan para WNI untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, pihaknya merespon situasi lapangan yang sangat cair dan dinamis, dengan tujuan segera mengeluarkan WNI dari wilayah konflik yang berbahaya.
“Ada pola-pola yang kita lakukan dengan cair dan dinamis di lapangan. Alhamdulillah, pola ini berjalan dengan lancar dan kita bahkan sempat membawa, membantu beberapa warga negara asing dalam evakuasi kita,” jelas Retno, Jumat (28/4/2023).
Pada proses evakuasi tersebut, ratusan WNI akan transit terlebih dahulu ke asrama Pondok Gede, Jakarta untuk pendataan. Barulah setelah pendataan selesai dan beristirahat, WNI bisa dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
Muhammadiyah sebagai salah satu Non-Governmental Organization (NGO) dilibatkan oleh pemerintah untuk penanganan evakuasi WNI penyintas konflik Sudan. Melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lazismu, Majelis Diktilitbang, LHKI dan AUM Kesehatan (RSIJ Cempaka Putih, RSIJ Pondok Kopi, dan RSIJ SUkapura), Muhammadiyah membentuk Tim Task Force.
Baca juga, Tunaikan Janjinya, UAH Berangkatkan 10 Anggota KOKAM ke Tanah Suci
Diketuai oleh Abdoel Malik Rizal, M.M. selaku Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Tim ini sejak Jumat pagi (28/4/2023) telah berada di Asrama Haji Jakarta untuk mempersiapkan kedantangan WNI penyintas konflik Sudan.
Bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko-PMK), Tim Task Force Muhammadiyah melakukan beberapa layanan, seperti pendampingan psikososial, pelayanan kesehatan, asesmen, dan manajemen data dan informasi.
Kegiatan evakuasi tersebut berjalan lancar berkat dukungan, koordinasi, dan akomodasi yang baik dari KBRI Khartoum (Sudan), KBRI Riyadh dan KBRI Jeddah (Kerajaan Arab Saudi), sehingga WNI yang sedang umrah dan pelajar di Sudan dapat segera dipulangkan ke tanah air melalui jalur darat, laut dan udara.
“Tim Task Force Muhammadiyah sudah dibentuk untuk merespon kebutuhan dengan perhatian khusus kepada adik-adik yang bersekolah di Sudan. Jumlah keseluruhan mahasiswa 77 laki-laki dan 52 perempuan,” ungkap Yuli, salah seorang anggota Tim Task Force Muhammadiyah.
Dari 897 WNI yang dievakuasi, sebanyak 385 di antaranya telah tiba di Indonesia, Jumat pagi pukul 05.46 WIB. Rombongan pertama ini sendiri terdiri dari 248 perempuan dan 137 laki-laki. 43 di antaranya adalah anak-anak.
Rombongan kedua akan diberangkatkan dari Jeddah ke Indonesia pada hari Sabtu (29/4/2023), dan dijadwalkan tiba pada hari Ahad (30/4/2023). Sedangkan rombongan terakhir akan diberangkatkan dari Jeddah pada hari Ahad (30/4/20230) dan menjadi penutup evakuasi WNI.
Selain penugasan Tim Task Force, diketahui Muhammadiyah sejak awal terjadinya konflik telah berkoordinasi secara aktif dengan perwakilannya di Sudan, PCIM Sudan, untuk mengupdate informasi dan pemberian bantuan.
Editor : M Taufiq Ulinuha