Sambangi Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah, Ketua PWM Jawa Tengah : Muhammadiyah Harus Membangun Kreatifitas Budaya dalam Dakwahnya
PWMJATENG.COM, Surakarta – Beberapa bulan jelang Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48, berbagai persiapan dikebut oleh Panitia Pusat dan Panitia Penerima Muktamar. Salah satu dari sekian persiapan yakni konsolidasi media Muhammadiyah yang dimiliki oleh lembaga ataupun sekelompok kader Muhammadiyah di Indonesia melalui Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah.
Serangkaian kegiatan jambore ini diselenggarakan pada tanggal 22-24 Juli 2022 di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setelah melewati kegiatan pembukaan acara, Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah berlanjut kepada kegiatan pemaparan materi di malam hari. Pemaparan materi pada malam hari adalah tentang “Musik dan Dakwah Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah.” Materi ini dibawakan langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Dr. H. Tafsir , M.Ag.
Dalam pemaparannya, Tafsir berpesan agar para warga Muhammadiyah berani untuk melakukan cara baru dalam berdakwah di tengah era yang baru, yakni lewat “dakwah budaya.”
Baca juga, Raih Perunggu di Ajang Bali Internasional Championship 2 Tahun 2022, Andika Antarkan SMA Muhamadiyah Jadi Sekolah Prestasi
Lebih lanjut, dirinya menerangkan bahwa kini Muhammadiyah harus bisa membangun kreatifitas budaya dalam upayanya di medan dakwah.
Mengingat Indonesia yang kaya akan budaya, maka menurutnya pendekatan yang efektif untuk sekarang adalah dengan pendekatan budaya.
“Muhammadiyah tidak mesti harus berpatok pada mkch dan ad art, melainkan harus ingat bahwa Muhammadiyah pun jangan lupa untuk terus membangun kreatifitas budaya, sehingga masyarakat dapat mudah menyatu dengan muhammadiyah, itulah pendekatan efektif pada masyarakat,”ucapnya.
Tafsir menambahkan, jika pendekatan budaya benar-benar diterapkan dalam berdakwah; maka bukan tidak mungkin akan semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan gerakan Muhammadiyah.
“Semakin mudah dipahami agama nya, semakin banyak pengikut nya, semakin dekat dengan budaya masyarakatnya, semakin diterima juga oleh masyarakatnya. Maka sudah semestinya Muhammadiyah bisa melakukan pendekatan dengan budaya-budaya masyarakatnya,” tuturnya