Metode Leker Berkat Ala Guru SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta
PWMJATENG.COM, Surakarta – Pengelolaan pembelajaran bagi pemimpin pembelajaran menjadi hal yang sangat penting. Kegiatan awal hingga akhir harus dirancang agar pembelajaran menjadi bermakna dan berpihak pada murid. Begitu juga, metode pembelajaran yang menarik juga perlu diterapkan agar memotivasi dan menarik perhatian murid. Metode pembelajaran merupakan langkah-langkah pengajaran yang digunakan untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar, sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Rini Dewi Puspitasari, guru tematik kelas V SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, memilih menerapkan metode “Leker Berkat” dalam pembelajaran tematik sebagai alternatif untuk mendongkrak motivasi dan menarik perhatian belajar murid, Rabu (18/5/2022).
Menurut Rini, pemilihan metode pembelajaran “Leker Berkat” akan membantu murid dan guru dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
“Leker berkat merupakan akronim dari lembar kerja bertingkat, metode ini memungkinkan murid untuk terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga aktivitas murid di kelas lebih aktif,” ungkap Rini.
Selanjutnya Rini menyampaikan langkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran Leker Berkat. Pertama, guru menyediakan tiga lembar kerja sebagai bahan kegiatan berlatih tematik dalam satu waktu/jam pembelajaran.
Kedua, tiga lembar kerja tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda yaitu low, middle dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Ketiga lembar kerja tersebut disajikan dalam lembaran kertas yang berbeda warna. Warna hijau untuk lembar kerja tipe low, warna kuning untuk lembar kerja tipe middle, dan warna merah untuk lembar kerja tipe HOTS.
Baca juga, Tingkatkan Kualitas Kinerja, ITBMP Terapkan Metode OKR Seperti Google dan Amazone
Langkah selanjutnya, guru membagikan ketiga lembar kerja tersebut kepada semua murid. Guru menginstruksikan bahwa pengerjaan lembar kerja dimulai dari yang berwarna hijau. Jika sudah selesai bisa dilanjutkan untuk mengerjakan lembar kerja yang berwarna kuning dan merah.
“Siswa yang sudah terampil biasanya dapat menyelesaikan seluruh lembar kerja secara mandiri,” tutur Rini.
Selanjutnya, Rini menambahkan bahwa guru harus memastikan semua murid dapat menyelesaikan minimal satu lembar kerja berwarna hijau (tipe low). Karena setiap murid tentunya memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan lembar kerja.
Ia tidak mempermasalahkan apabila murid hanya bisa mengerjakan soal tipe low, karena tujuan penggunaan model ini untuk memetakan kemampuan murid dalam penguasaan materi pembelajaran.
“Melalui lembar kerja bertingkat, saya bisa memotret kemampuan murid secara individual, sehingga memudahkan penyusunan rencana tindak lanjut,” ujarnya.
Menurut salah satu murid kelas V, Adelio Giga Alvaro, kegiatan pembelajaran tematik hari ini sangat menantang.
“Alhamdulillah, saya merasa senang bisa menyelesaikan ketiga lembar kerja warna hijau, kuning, dan merah,” pungkasnya.
Kontributor : Muhamad Arifin
Editor : M Taufiq Ulinuha