Sabun Cuci MELIN Produk BUEKA Mampu Dukung Program Kartu Belanja, Semarakkan Gerakan Ramah Lingkungan
PWMJATENG.COM, JEPARA – Masih berkisar bahas fiqih air, tentunya juga tidak lepas dari memperbincangkan tentang hemat air, namun juga berbagai implementasinya.
Berkaitan dengan sabun ramah lingkungan diberi nama MELIN milik BUEKA (Badan Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah) merupakan salah satu skema program pemberdayaan ekonomi umat yang diluncurkan oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Skema dirancang untuk memberdayakan Ibu rumah tangga, minimal dapat mempunyai usaha mandiri seperti usaha berbentuk home industry.
Di masa pandemi, Majelis Ekonomi PDA Jepara berhasil merintis kartu belanja pada ahad pleno bulan September 2020 yang lalu dengan voucher perkartu @Rp50.000,-, dengan maksud setiap pleno sebulan sekali kartu belanja dibawa untuk belanja diantaranya sabun meilin.
Sabun cuci meilin merupakan salah satu produk BUEKA, diharapkan selain menumbuhkan jiwa berbisnis pada ibu aisyiyah namun juga penggunaannya mampu turut partisipasi karena air limbah ramah lingkungan dapat di daur ulang salah satunya bermanfaat untuk menyiram tanaman.
Limbah itu dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan membahayakan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam hal ini, al-Qur’an mensinyalir bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan di lautan adalah akibat dari ulah perbuatan manusia sendiri. Maka, al-Qur’an juga dengan tegas melarang umat umat Islam berbuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana bunyi ayat ke-77 dari Surat al-Qashash: “Janganlah kalian membuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Hikmah dari ayat tersebut, sabun melin hendaknya menjadi salah satu trobosan pula, saling sinergi, muhammadiyah ikut bergerak memasarkan untuk turut gerakkan semangat tingkatkan ekonomi, juga saling sinergi dengan kegiatan ramah lingkungan, yang jelang muktamar ke depan diharapkan pula mampu membawa nama baik muhammadiyah dalam hal peduli lingkungan.
Semoga menginspirasi bagi semua, tidak hanya warga muhammadiyah, di bulan ramadhan ini, untuk selalu ber fastabiqul khairot. (Deny Ana I’tikafia)