Mengingat Kembali Lagu “Janji Kader Muhammadiyah”
Oleh Roynaldy Saputro (Guru SMA-SMK Muhammadiyah Mayong)
Di kala akhir Taruna Melati
Ada tanya yang menyentuh dalam hati
Sudah siapkah aku kini
Menjadi kader yang sejati
Telah banyak aku dapatkan
Tentang arti hidup dan perjuangan
Fii sabilillah ditegakkan
Lewat hati, kata, dan perbuatan
Kumohon kekuatan ya Allah
Agar dapat kujalankan
Amanah umat dan ikatan
Demi agama Islam
Kini tiba saat diwujudkan
Apa yang telah diberikan
Semoga Allah meridhoi
Niat hati yang tulus ini
Begitulah lirik “Janji Kader Muhammadiyah” yang masih kami ingat di beberapa tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2013, kami mengikuti perkaderan utama Taruna Melati 2 di SMA-SMK Muhammadiyah Mayong. Waktu itu usia kami masih 17 tahun. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kabupaten Jepara periode 2011-2013. Selain sebagai perkaderan utama, juga berfungsi sebagai regenerasi kepemimpinan untuk IPM Jepara.
Semua terlihat biasa manakala agenda memang didasarkan pada asupan materi untuk peserta. Mulai dari penguatan aqidah, akhlaq, kemuhammadiyahan, keIPMan, dan beberapa materi tentang memahami kondisi pelajar di Jepara. Akan tetapi suasana menjadi berubah tangis haru ketika di malam terkahir kegiatan kami dibentuk mentalnya oleh para pimpinan daerah pada saat itu. Dan yang paling mengesankan adalah pemutaran lagu yang kemudian dinyanyikan secara bersama-sama oleh peserta yaitu lagu yang berjudul “Janji Kader Muhammadiyah”.
Lagu tersebut sangat menyentuh kami selaku kader IPM yang baru mengikuti Taruna Melati 2 pada saat itu. Dengan lembut lirik lagu itu seakan menjadi ucapan dari diri kami sendiri. Kami para kader yang telah dikader dengan formal maupun non formal, secara struktural maupun non struktural menjadi bertanya-tanya, siapkah kami untuk mengabdi di masyarakat? Siapkah kami menggembirakan dakwah Muhammadiyah? Siapkah kami mewarnai kehidupan masyarakat?
Sungguh pertanyaan tersebut menghantui pikiran hampir keseluruhan peserta. Lagu yang masih teringat sampai sekarang, tepatnya kemarin ketika kami mendampingi Latihan Dasar Pendidikan Ranting IPM SMA-SMK Muhammadiyah Mayong. Di sela-sela agenda kami bernostalgia kembali dengan lagu tersebut. Mengingat lagi perjalanan selama 5 tahun (2013-2018). Apa yang sudah kami berikan untuk Muhammadiyah? Untuk ikatan? Untuk bangsa?
Lima tahun setelah Taruna Melati, kami berproses di IPM dan IMM. Memaknai kembali nilai-nilai perjuangan, berproses bersama di ikatan dalam balutan spiritualitas, humanitas, dan intelektualitas. Kami berproses di Surakarta ketika kami melanjutkan kuliah. Hingga akhirnya kami kembali ke daerah yang mengenalkan kami dengan lagu tersebut yaitu Kabupaten Jepara.
Seakan-akan hati kami bergetar, mendengarkan kembali lirik demi lirik lagu tersebut, untuk kemudian kembali kami renungkan. Setelah itu sempat berpikir, penting kiranya memang lagu ini selalu diputar dalam setiap agenda perkaderan organisasi otonom (ortom). Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah (PM), perlu kembali mendengarkan lagu ini kepada kader-kadernya supaya totalitas dalam amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga tidak akan ada lagi keluhan kader yang kurang, kader yang hanya hidup di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan anggapan-anggapan tentang kader lainnya.
Lagu ini memang dalam praktiknya berhasil membawa kedalaman pemikiran dari setiap individu. Lagu yang mengajak kita untuk merenung tentang kesiapan kita. Tentang apa yang akan kita lakukan setelah perkaderan Taruna Melati. Dan sudah siapkah kita menjadi kader Muhammadiyah.
| Editor: Tuti Astha3