
PWMJATENG.COM, Surakarta – Tim Pengabdian Masyarakat dari Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (Kesmas UMS) menggelar sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Waru-Baki, Sukoharjo. Kegiatan bertema “ENCORE: Enriching Communities Revitalizing Lives” ini diikuti oleh 100 siswa kelas 7 hingga 9.
Rezania Asyfiradayati, dosen pembimbing kegiatan tersebut, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini. Ia menilai, edukasi pengelolaan limbah penting dikenalkan kepada generasi muda agar mereka memahami nilai ekonomi dan ekologis dari pengolahan limbah rumah tangga.
“Kegiatan ini diharapkan mampu menanamkan kepedulian terhadap lingkungan, terutama dalam pemanfaatan minyak jelantah yang selama ini sering terbuang sia-sia. Dari sini, para siswa bisa belajar bahwa limbah pun bisa menjadi potensi peningkatan soft skill dan ekonomi,” ujarnya, Rabu (15/10).
Masalah limbah minyak jelantah menjadi perhatian utama tim pengabdian yang diketuai Yusuf Rendy, mahasiswa semester tiga. Bersama rekan-rekannya di bidang sosial masyarakat, Yusuf menggagas pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah. Program ini diharapkan menjadi solusi ganda, yakni mengurangi pencemaran lingkungan dan membuka peluang ekonomi baru bagi para siswa.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua Umum HMP Kesmas, Kepala Sekolah MTsM Waru-Baki, serta Rezania Asyfiradayati selaku dosen pembimbing dan pemateri. Setelah itu, para siswa mengikuti pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan mereka sebelum menerima materi utama tentang pengelolaan limbah.
Baca juga, EMT Muhammadiyah Resmi Terverifikasi: Jadi yang Pertama di Indonesia, Kado Milad ke-113 Muhammadiyah
Dalam sesi materi, Rezania yang juga dosen mata kuliah Kesehatan Lingkungan menjelaskan berbagai aspek seputar lilin aromaterapi. Ia memaparkan sejarah lilin, manfaatnya, bahan dan alat yang digunakan, dampak minyak jelantah bagi lingkungan, serta langkah-langkah pembuatannya. Sesi ini juga diselingi tanya jawab agar para siswa lebih memahami proses dan manfaat kegiatan tersebut.

Usai penyampaian materi, panitia melanjutkan dengan post-test untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa setelah pelatihan. Hasil awal menunjukkan peningkatan antusiasme dan minat belajar siswa terhadap pengelolaan limbah.
Praktik pembuatan lilin menjadi bagian paling menarik dari kegiatan ini. Para siswa memanaskan minyak jelantah yang sudah dijernihkan menggunakan arang selama 24 jam. Setelah itu, mereka menambahkan bubuk Stearic Acid ke dalam minyak mendidih, lalu mencampurkannya dengan pewarna dan cairan aroma terapi. Campuran tersebut kemudian dituangkan ke wadah yang telah disiapkan dan dihiasi bunga kering sebagai sentuhan akhir.
“Proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini berjalan lancar berkat semangat para siswa. Mereka antusias dari awal hingga akhir kegiatan,” ungkap Rezania.
Ia juga menambahkan, kegiatan ini terlaksana dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Talenta-Inovasi UMS. Rezania berharap program serupa dapat terus berlanjut agar semakin banyak masyarakat memahami cara mengelola limbah rumah tangga dengan bijak.
“Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan. Selain menjaga lingkungan, siswa juga memperoleh keterampilan baru yang dapat bernilai ekonomi,” tuturnya.
Kontributor : Adi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha