Tutup Tahun 2017 Muhammadiyah Karanganyar Gelar Rakor Triwulan Putaran ke-4
PWMJATENG.COM, KARANGANYAR – Memasuki penghujung tahun 2017 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Karanganyar mengadakan kegiatan Rapat Kordinasi Triwulan (Rakor Triwulan) putaran ke-44. Kegiatan yang melibatkan seluruh jajaran pimpinan struktural hingga ranting termasuk organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah di Kabupaten Karanganyar.
Rakor triwulan putaran ke-4 PDM Kabupaten Karanganyar tahun 2017 dilaksanakan Ahad (24/12) bertempat di Gedung Serba Guna Balai Desa Karanglo Kecamatan Tawangmangu. Rakor yang mengangkat tema “Muhammadiyah Merajut Kemajemukan” menghadirkan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto sebagai pembicara pada rakor yang selain dihadiri oleh unsur pimpinan seluruh tingkatan dari Pimpinan Daerah hingga Ranting juga oleh ribuan warga Muhammadiyah.
Dalam rakor triwulan putaran ke-4 PDM Karanganyar di Tawangmangu selain kegiatan utama berupa pembinaan kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah juga diadakan acara pengukuhan Badan Pengelola Lazismu PCM Tawanngmangu, Pengukuhan MDMC/LPB PCM Tawangamangu dan launching Mobil Ambulance Layanan Umat Lazismu PCM Tawangmangu dan Kantor Layanan Lazismu SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar.
Ketua PDM Kabupaten Karanganyar Muh. Samsuri dalam sambutan pembukaan rakor menyampaikan beberapa indikator geliat kebangkitan persyarikatan khususnya yang ada di PCM Tawangmangu. “Salah satu indikasi pimpinan Muhammadiyah dimasing-masing tingkatan adalah adanya gerakan ngaji, karena dengan adanya kegiatan ngaji sebagai ruh Muhammadiyah maka kegiatan-kegiatan lainya akan bangkit dan dimudahkan” kata Muh. Samsuri.
“Untuk PCM Tawangmangu saya mengucapkan terima kasih, banyak kegiatan keumatan yang telah dijalankan. Hari ini telah kita saksikan bersama pengukuhan BP Lazismu dan MDCM/LPB, Launching Mobil Layanan Umat, toko Aisyiah dan juga saat ini sedang dirintis untuk pendirian Klinik Pratama PKU Muhammadiyah di Tawangmangu. Tanpa mengecilkan arti serta gerakan Muhammadiyah di PCM-PCM yang lain dimana ada yang lebih tetapi dari PCM Tawangmangu ini diharapkan dapat memacu PCM lainya untuk lebih berpacu lagi” Tambah aktivis yang juga pengajar di SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar ini.
Terkait dengan tema yang diangkat pada rakor triwulan putaran ke-4 tahun 2017, Samsuri mengatakan jika kemajemukan masyarakat khususnya di Indonesia adalah keniscayaan baik secara suku, ras, gologan, bahasa maupun agama dan Muhamamadiyah sudah terbiasa dalam menjalani hubugan kemajemukan dengan memegang prinsip-prinsip ber-Muhammadiyah. “Tidak perlu resah, Muhmmadiyah sudah matang dalam hal ini. terbukti Muhammadiyah tidak pilih-pilih dalam melayani umat melalui amal usaha yang dikelolanya”.
Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto dalam sambutan pembinaan kepada jajaran pimpinan dan warga Muhamadiyah Karanganyar memberikan apresiasi atas kegiatan rakor yang dilaksanakan. “Jujur dari banyak kegiatan rakor yang dilaksanakan oleh Pipinan Daerah Muhammadiyah yang pernah saya hadiri, ini (Karanganyar, red) merupakan rakor dengan kehadiran peserta paling banyak dan paling antusias warganya” kata Agung Danarto mengawali sambutannya.
Lebih jauh Agung Danarto yang juga manan ketua PWM Provinsi DIY memberikan gambaran-gambaran terkait kemajemukan yang ada di Muhammadiyah secara umum. “Di Muhammadiyah ini sebenarnya banyak faksi-faksi yang berkembang dalam arti kemajemukan, ada Muhammadiyah tulen, MUNU (Muhammdiyah-NU) yang aktif di Muhammadiyah tetapi masih mempraktikkan ciri khas ormas lain seperti tahlilan, shalawatan. Ada MARMUD (Marhein Muhammadiyah) nasionalis-abangan-Muhammadiyah dan yang terbatu ada KRISMUHA (Kristen-Muhammadiyah) orang-orang non muslim yang membawa ajaran-ajaran Muhammadiyah karena berlatar belakang pendidikan yang diperoleh pada sekolah-sekolah Muhamamdiyah. Faksi yang terakhir ini banyak berkembang di Indonesia timur”. Agung Danarto.
“Dari banyak faksi yang ada di Muhammadiyah yang merupakan ormas senior dengan asset terbesar di dunia ini ada satu titik temu yang menjadikan Muhammadiyah tetap kuat dan solid bersatu dalam gerakan, yaitu adanya cirikan gerakan pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan oleh pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan dan terus dikembangkan hingga sekarang”
Meskipun banyak kritik dialamatkan kepada Muhammadiyah dalam berbagai hal, menurut Agung Danarto itu sebuuah hal yang biasa dan warga Muhammadiyah tidak perlu “galau” dan resah. “Muhammadiyah mempunyai cara tersendiri dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sesungguhnya berdasarkan Al Qur’an dan As Sunah dalam manhajnya”. (MPI PD Kra-JOe).