
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencatat sejarah penting dengan menambah lima Guru Besar baru dari berbagai bidang keilmuan. Informasi ini disampaikan dalam jumpa pers yang dipandu oleh Anam Sutopo, bertempat di Dapur Solo UMS, Selasa (26/8).
Kelima Guru Besar tersebut akan resmi dikukuhkan melalui Sidang Senat Terbuka yang dijadwalkan pada Kamis, 28 Agustus 2025 di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS. Dalam pengantarnya, Anam menekankan bahwa pencapaian ini bukan hanya prestasi individu, melainkan wujud nyata kontribusi UMS bagi masyarakat dan bangsa.
“Hari ini kita bersyukur, lima Guru Besar baru UMS hadir dengan bidang kepakaran yang sangat relevan dengan kebutuhan zaman, mulai dari teknologi, kesehatan, hingga pendidikan. Semoga ilmu dan riset yang mereka kembangkan memberi dampak yang lebih luas bagi masyarakat,” ungkapnya.
Lima Guru Besar UMS yang akan dikukuhkan yakni:
- Muhammad Mujiburohman – Guru Besar bidang Teknologi Separasi.
- Muhammad Sholahuddin – Guru Besar bidang Akuntansi dan Analisis Bisnis.
- Yuli Kusumawati – Guru Besar bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
- Minsih – Guru Besar bidang Pendidikan Inklusi.
- Herry Purnama – Guru Besar bidang Teknologi Bersih dan Pengolahan Limbah.
Kelima profesor tersebut mendapat kesempatan menyampaikan kepakaran dan kontribusi akademik selama lima hingga tujuh menit sebelum dialog bersama media.
Rektor UMS, Harun Joko Prayitno, hadir dalam jumpa pers tersebut. Ia menyatakan dukungan penuh terhadap capaian kelima Guru Besar baru. Menurutnya, pengukuhan ini membuktikan keseriusan UMS dalam memperkokoh peran akademik sekaligus menghadirkan solusi untuk masyarakat global.
Baca juga, Jalan Amal Saleh: Menemukan Makna Hidup dalam Bingkai Waktu
Muhammad Mujiburohman menjelaskan risetnya di bidang Teknologi Separasi. Ia menuturkan bahwa proses pemurnian bahan alam menjadi tahapan vital dalam industri kimia. “Separasi bahkan mendominasi hingga dua pertiga dari aktivitas industri, mulai dari penyiapan bahan baku, reaksi kimia, hingga pemurnian produk akhir,” jelasnya.

Sementara itu, Herry Purnama menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan limbah. Ia menilai aktivitas manusia setiap hari selalu menimbulkan dampak lingkungan, sehingga dibutuhkan strategi berkelanjutan. “Konsep utama dalam pengelolaan limbah adalah reduksi. Artinya, jangan sampai limbah mencemari lingkungan. Namun jika tidak bisa direduksi sepenuhnya, maka harus ada teknologi pengolahan yang sesuai untuk menanganinya,” ujarnya.
Berbeda dengan Herry, Minsih hadir dengan gagasan “Inklusif yang Berkemajuan”. Ia menegaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan hak dasar setiap anak bangsa. Menurutnya, model pendidikan inklusif harus benar-benar mencerminkan nilai Islam yang progresif. Ia mendorong penyusunan kurikulum, penguatan kapasitas guru, hingga penyediaan ruang belajar ramah keberagaman.
Yuli Kusumawati mengingatkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental selama masa kehamilan. Ia menyebut gangguan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi kerap terabaikan, padahal berpengaruh besar pada ibu dan janin. “Saya menyoroti perlunya intervensi berbasis data untuk mencegah dan mendeteksi dini gangguan mental pada ibu hamil guna mewujudkan generasi masa depan yang sehat secara fisik dan mental,” tegasnya.
Sementara itu, Muhammad Sholahuddin menyoroti ekosistem bisnis modern yang semakin permisif dan kurang bernuansa spiritual. Ia menegaskan perlunya penguatan ekonomi berbasis nilai Islam. Sebagai satu-satunya Profesor Kewirausahaan Syariah di Indonesia yang diakui Kemendiktisaintek, Sholahuddin berharap gagasan dan inovasinya bisa memberi kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi umat.
Anam Sutopo menutup sesi jumpa pers dengan menegaskan bahwa kelima Guru Besar baru ini bukan hanya kebanggaan UMS, tetapi juga kontribusi strategis untuk bangsa. “UMS ingin terus menghadirkan solusi bagi persoalan masyarakat, dan para Guru Besar ini menjadi bukti nyata langkah tersebut,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha