Hukum Menyindir Pasangan di Story Medsos: Memahami Adab Berumah Tangga
PWMJATENG.COM – Di era digital, media sosial telah menjadi ruang ekspresi bagi banyak orang, termasuk pasangan suami-istri. Tidak jarang, ketika terjadi masalah dalam rumah tangga, sebagian orang memilih meluapkan kekesalannya melalui unggahan di fitur “story” media sosial. Sindiran halus atau bahkan terang-terangan sering dilontarkan, seolah menjadi cara untuk “mengajarkan” pasangan. Namun, dari sudut pandang Islam, tindakan ini perlu ditinjau ulang agar tidak melanggar adab berumah tangga yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
Menjaga Kehormatan Pasangan
Islam menempatkan pernikahan sebagai ikatan suci yang harus dijaga dengan penuh rasa hormat. Menyindir pasangan di media sosial berpotensi membuka aib rumah tangga di hadapan publik. Padahal, Rasulullah ﷺ telah mengingatkan pentingnya menjaga rahasia pasangan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلُ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah suami yang mencampuri istrinya, lalu ia menyebarkan rahasianya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa membicarakan atau menyebarkan masalah rumah tangga, apalagi melalui media sosial yang bisa diakses banyak orang, termasuk perbuatan yang tercela.
Larangan Ghibah dan Isyarat Sindiran
Menyindir pasangan di story media sosial, meskipun tanpa menyebut nama, tetap bisa masuk kategori ghibah jika orang lain dapat menebak siapa yang dimaksud. Allah ﷻ berfirman:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Bahkan jika sindiran berbentuk isyarat atau perumpamaan yang dimengerti oleh sebagian orang, tetap saja hal itu melukai hati pasangan dan merusak keharmonisan rumah tangga.
Adab Menyelesaikan Konflik dalam Rumah Tangga
Islam mengajarkan adab yang mulia ketika menghadapi perbedaan atau konflik dalam rumah tangga. Salah satunya adalah dengan musyawarah dan komunikasi yang baik. Allah ﷻ berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Pergaulilah mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (QS. An-Nisa: 19)
Perintah ini mencakup berbicara dengan lemah lembut, menghindari kata-kata yang menyakitkan, dan tidak merendahkan pasangan di depan orang lain.
Baca juga, Etika Bercanda dalam Islam: Ora Waton Guyon
Rasulullah ﷺ juga memberikan teladan terbaik. Dalam riwayat, beliau tidak pernah membicarakan keburukan istrinya kepada orang lain, bahkan selalu menutupi kekurangan mereka. Beliau menyelesaikan masalah di dalam rumah, tanpa membuka aib kepada publik.
Dampak Buruk Sindiran di Media Sosial
Selain melanggar adab Islam, menyindir pasangan di story media sosial dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain:
- Memperkeruh Konflik
Alih-alih menyelesaikan masalah, sindiran di medsos bisa memicu pertengkaran yang lebih besar. - Merusak Kepercayaan
Pasangan bisa merasa dikhianati karena masalah pribadi diumbar ke publik. - Membuka Pintu Fitnah
Orang lain dapat salah paham atau menambah-nambahi cerita sehingga memperburuk keadaan.
Solusi Islami: Menahan Diri dan Berdialog
Ketika hati sedang panas, Islam mengajarkan menahan amarah dan memilih waktu yang tepat untuk berbicara. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ
“Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, melainkan orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika masalah tidak dapat diselesaikan berdua, Islam memberi jalan melalui mediasi dengan melibatkan pihak keluarga atau tokoh yang dipercaya.
Ikhtisar
Menyindir pasangan di story media sosial, meskipun dianggap sekadar “curhat” atau “kode”, dalam perspektif Islam adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan adab berumah tangga. Islam mengajarkan untuk menjaga rahasia pasangan, menghindari ghibah, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang bijaksana. Rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah hanya akan terwujud jika kedua belah pihak saling menghormati, menahan diri, dan membangun komunikasi yang sehat.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
