PWMJATENG.COM, Boyolali – Menyongsong tahun ajaran 2025/2026, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Tanjungsari menggelar In House Training (IHT) bertema “Semangat Baru, Inovasi Baru untuk Pembelajaran Hakiki”. Kegiatan yang digelar pada Selasa, 8 Juli 2025 di aula madrasah ini menjadi ajang pemantik semangat baru bagi para guru dalam menghadapi dinamika pendidikan yang terus berkembang.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Komite MIM Tanjungsari, Sri Muryati. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara komite, guru, dan pihak madrasah dalam membangun ekosistem pendidikan yang sehat. “Kami berharap sinergi ini mampu memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik, terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran,” ujarnya.
IHT ini menghadirkan Pujiono, Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Boyolali sekaligus Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Banyudono, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya yang berjudul “Ruhul Mudarris dan Pembelajaran Hakiki”, Pujiono mengajak para guru untuk kembali merefleksikan peran mereka secara menyeluruh.
“Guru bukan sekadar pengajar, tapi juga pendidik yang hadir dengan seluruh jiwa, akal, dan hatinya. Pembelajaran yang hakiki hanya bisa tercapai bila guru hadir secara utuh, baik secara intelektual, spiritual, maupun emosional,” papar Pujiono di hadapan peserta IHT.
Menurutnya, ruh seorang pendidik harus terus dipupuk agar mampu menghadirkan suasana kelas yang menyentuh sisi kemanusiaan siswa. Ia juga menekankan bahwa inovasi dalam pembelajaran bukan hanya soal teknologi, melainkan juga bagaimana pendekatan yang dilakukan mampu memanusiakan peserta didik.
Baca juga, Tuntunan Berziarah Kubur Sesuai Ajaran Islam: Adab, Doa, dan Larangan
Kepala MIM Tanjungsari, Abdul Fitri Berlianto, menyambut baik semangat baru yang dibawa dalam kegiatan ini. Ia menilai IHT merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan guru menghadapi tantangan pendidikan ke depan. “Melalui IHT ini, kami ingin para guru MIM Tanjungsari memiliki kesiapan lahir batin. Semangat dan inovasi baru ini kami yakini akan membawa perubahan positif dalam proses pembelajaran,” ucap Abdul Fitri.
Ia juga menegaskan bahwa pendidikan saat ini menuntut para guru untuk lebih adaptif dan humanis. Oleh karena itu, guru dituntut tak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga mampu membangun relasi emosional yang kuat dengan siswa.
IHT kali ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan MIM Tanjungsari. Selama kegiatan berlangsung, para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi. Beberapa guru menyampaikan kesan bahwa materi yang disampaikan sangat membekas dan membuka wawasan baru.
Salah satu peserta, Siti Wahyuni, mengaku terinspirasi oleh pemaparan Pujiono. “Saya jadi sadar bahwa menjadi guru tidak cukup hanya datang mengajar. Kita harus benar-benar hadir secara utuh, menyentuh hati siswa, dan menciptakan ruang belajar yang menyenangkan,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti pada tataran teori, tetapi juga dapat diterapkan langsung dalam aktivitas belajar mengajar di kelas. Dengan semangat baru ini, MIM Tanjungsari menargetkan terwujudnya pembelajaran yang lebih bermakna dan berkualitas bagi seluruh siswa.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
