
PWMJATENG.COM, Surakarta – MPR RI menggelar Diskusi Aktual Kebangsaan bertajuk Ekonomi Kreatif: Inspirasi Anak Muda Produktif di Ruang Delegasi MPR RI, Gedung MPR/DPR RI, Jakarta. Acara ini membahas tantangan dan solusi dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis desa serta menghadirkan berbagai narasumber, termasuk Dosen Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Hardika Dwi Hermawan. Wakil Ketua MPR RI, Edi Baskoro Yudhoyono, turut hadir untuk menyerap aspirasi yang nantinya akan direkomendasikan kepada pemerintah.
“Pertemuan ini menjadi ruang diskusi terbuka untuk mendorong inovasi berbasis kolaborasi antar pemangku kepentingan. Melalui keterlibatan pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas kreatif, forum ini diharapkan mampu melahirkan ide-ide segar yang aplikatif,” ujar Hardika, Senin (10/3).
Ia menambahkan bahwa ekonomi kreatif harus dikembangkan secara inklusif, adaptif, dan berkelanjutan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Dalam diskusi tersebut, Hardika memaparkan lima rekomendasi strategis untuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis desa:
- Peningkatan Akses Teknologi dan Infrastruktur Digital
Infrastruktur digital yang memadai sangat diperlukan agar ekonomi kreatif desa dapat bersaing di pasar nasional maupun global. - Regulasi dan Skema Pendanaan yang Mendukung
Pemerintah perlu menyediakan kebijakan yang berpihak pada pelaku ekonomi kreatif desa, termasuk akses permodalan dan insentif bagi usaha berbasis komunitas. - Beasiswa Pendidikan yang Terintegrasi dengan Ekonomi Kreatif
Program beasiswa harus selaras dengan pengembangan ekonomi kreatif agar penerimanya dapat berkontribusi nyata dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di desa. - Pelatihan dan Pendampingan Berkelanjutan
Kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan komunitas menjadi strategi penting dalam memastikan keberlanjutan ekosistem ekonomi kreatif. - Perluasan Jaringan Pasar dan Proteksi Produk Lokal
Pemerintah perlu mendorong kerja sama dengan diaspora untuk memperluas jaringan pasar sekaligus melindungi produk lokal dari persaingan dengan barang impor.
Baca juga, Ramadan dan Memperkokoh Persatuan Umat dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Selain membahas strategi pengembangan, Hardika menyoroti pentingnya menjadikan ekonomi kreatif sebagai alat diplomasi budaya. Ia mencontohkan keberhasilan Korea Selatan dalam memanfaatkan industri kuliner dan hiburan untuk memperkuat identitas budaya di kancah internasional.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam diplomasi budaya melalui produk-produk kreatifnya. Ini bisa menjadi identitas bangsa di mata dunia,” katanya.
Diskusi yang berlangsung selama tiga jam pada Selasa (4/3) ini dihadiri oleh 17 perwakilan dari berbagai sub-sektor ekonomi kreatif di seluruh Indonesia. Harapannya, rekomendasi yang dihasilkan dapat diimplementasikan dalam kebijakan nyata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis desa.
Sebagai tindak lanjut, MPR RI akan menyampaikan catatan rekomendasi kepada pemerintah agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar berpihak pada pengembangan ekonomi kreatif. Dengan sinergi antara pemangku kebijakan dan pelaku ekonomi kreatif, sektor ini diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional.
“Bismillah, semoga ekonomi kreatif di desa semakin maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” pungkas Hardika.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha