
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan komitmennya dalam dunia pendidikan dengan meresmikan gedung SD Muhammadiyah Internasional (SDMI) Labschool Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Pucangan, Kartasura, Jumat (14/3). Peresmian ini menjadi langkah strategis UMS dalam meningkatkan kualitas pendidikan sejak dini.
Rektor UMS, Sofyan Anif, menegaskan bahwa pembangunan SDMI Labschool bertujuan memperkuat pendidikan berbasis sains dan teknologi pada tingkat sekolah dasar. Menurutnya, para dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMS akan terlibat langsung dalam proses pengajaran di sekolah ini. “Kami membangun gedung ini untuk memperkuat pendekatan saintifik dalam pendidikan dasar. Sengaja diresmikan pada bulan Ramadan agar mendapat berkah,” ujarnya.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengapresiasi inisiatif UMS dalam mendirikan SDMI Labschool. Ia menilai langkah ini sebagai kontribusi nyata UMS dalam mencerdaskan bangsa, terutama tanpa bantuan dana dari pemerintah.

Dalam kesempatan tersebut, Abdul Mu’ti juga menyoroti tantangan dunia pendidikan di Indonesia, salah satunya fenomena schooling without learning, yakni banyak siswa yang bersekolah secara formal, tetapi gagal memahami esensi pembelajaran. “Pendidikan bukan sekadar bangunan megah. Mutu pengajaran harus menjadi perhatian utama agar siswa benar-benar memahami materi,” tegasnya.
Baca juga, Menyelaraskan Kemajuan Teknologi dengan Nilai-Nilai Islam
Selain itu, ia juga menyoroti krisis literasi dan numerasi yang semakin mengkhawatirkan. Banyak siswa mampu membaca kata demi kata, tetapi kesulitan memahami maknanya. Matematika pun masih menjadi tantangan bagi banyak pelajar, padahal kecakapan numerik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aspek keagamaan.
Diwawancarai terpisah, Dekan FKIP UMS, Sutama, menjelaskan bahwa gedung SDMI Labschool berdiri di atas lahan seluas 1.400 m² dengan lima lantai. Sekolah ini berfungsi sebagai sekolah laboratorium FKIP UMS yang menghubungkan teori dengan praktik pendidikan.
“Intinya, sekolah ini kami namakan Sekolah Dasar Muhammadiyah Internasional dan berfungsi sebagai sekolah laboratorium,” jelas Sutama, Jumat (14/3) sore sebelum peresmian.
Sutama juga mengungkapkan bahwa proses pembangunan gedung ini cukup panjang. Awalnya, proyek ini dirancang secara mandiri, tetapi karena keterbatasan dana, UMS mengambil alih hingga akhirnya dapat diselesaikan.
“Prosesnya memakan waktu lebih dari satu tahun dengan beberapa jeda dalam pembangunannya,” tambahnya.
Terkait konsep pendidikan, SDMI Labschool memiliki berbagai keunggulan yang telah dipersiapkan dengan matang. “Kami mengedepankan nilai religiusitas, penguatan matematika, bahasa Inggris dan Arab, serta program ekstrakurikuler unggulan seperti renang yang membedakannya dari sekolah lain,” papar Sutama.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha