PWMJATENG.COM, Surakarta – Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengadakan Sidang Terbuka Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam, pada Senin (26/7) di Ruang Seminar Gedung Pascasarjana UMS.
Promovendus Abdullah Mahmud yang juga dosen Ilmu Qur’an dan Tafsir Fakultas Agama Islam (IQT FAI) UMS ini, memaparkan hasil dengan mengangkat judul disertasi “Nilai-nilai Multikulturalisme dalam Tafsir Al-Qur’an dan The Message of Qur’an dan Relevansinya dengan Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Surakarta”.
Adapun promotor, Mahmud yakni Prof. Zamroni, Ph.D. dan Co Promotor Dr. Hamim Ilyas, M.A. serta 4 penguji meliputi, Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag., Prof. Dr. Musa Asy’arie, Prof. Marwan Effendy, Ph.d., dan Prof. Dr. Waston, M.Hum.
Promovendus kelahiran Demak ini memaparkan hasil pemikirannya mengenai pendidikan multikultural dalam Tafsir Al-Qur’an yang menawarkan kehidupan bersama yang damai, saling menghormati, menghargai, toleransi, kesetaraan, dan persamaan tanpa ada diskriminasi. Hal ini berdasarkan latarbelakang masalah yang masih sering ditemui di dunia pendidikan Indonesia, terutama lembaga-lembaga Islam.
Baca juga, Cerita di Balik ‘Banjir Daging’ Batur Banjarnegara, Bukti Sepak Terjang Muhammadiyah di Pedesaan
Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. selaku Ketua Senat membacakan hasil sidang dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95. Prof. Sofyan juga menyampaikan harapannya agar promovendus menjadi guru besar di Bidang Pendidikan Multikultural, yang sekaligus mampu membaca kitab Kuning.
“Dari sisi Keilmuan beliau ini sangat luar biasa. Jika nanti kita usulkan menjadi Guru Besar itu di Bidang Multikultural, dan satu-satunya Guru Besar Multikultural yang bisa membaca Kitab Kuning,” ungkap Sofyan.
Pada bagian lain, Prof. Zamroni, Ph.D. yang mempromotori Promovendus juga memberikan nasihat kepada promovendus supaya mengawali kehidupan sebagai seorang Doktor, memfokuskan Bidang Multikulturalisme dengan kegiatan akademik.
“Karyanya terus kami tunggu. Saudara Abdullah supaya mengawali hidup baru sebagai Doktor untuk terus memfokuskan dibidang Multikulturalisme, dengan melakukan kegiatan akademik dengan membuat penelitian, penulisan artikel,” ungkap Zamroni.
Kontributor : Eva/Humas
Editor : M Taufiq Ulinuha