Tauhid Sosial dan Penolong Kesengsaraan Global
Tauhid Sosial dan Penolong Kesengsaraan Global
Oleh : Rudi Pramono, S.E.*
PWMJATENG.COM – Perempuan dan Kemanusiaan seperti dua sisi mata uang yang tidak terlepaskan, semua aktifitas kemasyarakatan dominan perempuan, dari kegiatan desa, kampung, pengajian bahkan kerja bakti. Posyandu sebuah aktifitas pelayanan kesehatan populer di masyarakat untuk ibu, anak, bayi, lansia, disabilitas lebih luwes dan kapabel yang melayani perempuan, sehingga karena inilah salah satu hal butuhnya peran publik perempuan setelah sebelumnya terbelenggu oleh peran domestik, melalui pembaruan yang dipelopori Kyai Dahlan, para sahabat serta Nyai Ahmad Dahlan perempuan mendapat kemajuan dan pencerahan.
Namun implikasi lebih jauh terkait aktifitas perempuan di ruang publik di tengah kesibukan mengurus keluarga maka perlu kesadaran berbagi dari suami dalam ranah privat (mengurus rumah tangga dan pendidikan anak) kecuali yang sifatnya kodrati, hamil, melahirkan dan menyusui. Selebihnya kasih sayang suami dan memberi kenyamanan bagi istri menjadi satu hal yang penting dalam membangun keluarga samara.
Selain sebagai pelaku aktifitas kemanusiaan, perempuan juga yang pertama jadi korban kebijakan politik, ketika harga2 naik maka kaum ibu lah yang pertama kali merasakan dampaknya, dituntut untuk bisa mengatur keuangannya bahkan mungkin juga harus kerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Karakter perempuan yang dominan dengan perasaan menjadi satu fitrah yang sesuai untuk sebuah aktifitas kemanusiaan, lebih bisa peduli dan merasakan. Selain itu ketelatenan, teliti, kerapian, loyalitas, meski kadang omelan-omelan, rawan konflik, banyak bicara, mudah tertawa dan menangis menjadi sisi unik kaum perempuan yang harus dipahami laki-laki menyikapi ciptaan Tuhan yang sangat indah ini dan merupakan manusia tersibuk di dunia mulai dari pilih baju apa yang paling nyaman untuk dipakai besok sampai mikir mau masak atau beli sayur untuk keluarga belum urusan kantor, muyen, bezuk, arisan , takziah, kondangan dll sehingga kadang liting kiri belok kanan, alias di jalan pikiran ke mana-mana.
Baca juga, Perjalanan Spiritual Menuju Haji Mabrur Sosial dan Kemajuan
Sesuai tema Milad Aisyiyah : ‘Memperkokoh dan Memperluas Peran Dakwah Kemanusiaan untuk Semesta’ maka upaya memperkokoh peran kemanusiaan adalah kembali ke tauhid, kembali ke pikiran Muhammadiyah, bahwa ketauhidan tidak hanya berbicara tentang ketuhanan tetapi juga kemanusiaan, diskursus ketuhanan/teologi/ tauhid adalah diskursus kemanusiaan dan peradaban, keimanan kepada Allah harus diwujudkan dengan amal saleh yang nyata transformatif dan terlembaga. Kita kenal Teologi Al Ma’un teologi kemanusiaan Muhammadiyah sebagai basis Teologi Fungsional untuk menyelamatkan kemanusiaan. Tauhid Sosial adalah basis ideologi amal Muhammadiyah, di mana ritual harus berefek sosial, spiritual harus terwujud dalam aktifisme, mistisisme menjadi rasionalitas, kejumudan menjadi pemberdayaan.
Terkait Perluasan dakwah kemanusiaan semesta sesuai dengan konteks jaman, kalau dulu di zaman kyai Dahlan ada Penoeloeng Kesengsaraan Oemoem (PKO) sebagai basis nilai sejarah aksi2 kemanusiaan Muhammadiyah, sekarang kita perluas secara kontekstual menjadi ‘Penolong Kesengsaraan Global’ di mana sekarang persoalan kemanusiaan kompleks. Dunia menghadapai problem kemiskinan ekstrem, 1 dari 10 perempuan dunia menghadapai kemiskinan ekstrem. Kebutuhan mendasar seperti makanan, pakaian perumahan, sanitasi.
Perang di Palestina dan konflik sara di Asia dan Afrika telah menyebabkan kesengsaraan dimana-mana, peperangan, pembunuhan kelaparan, pengusiran, genocide juga persoalan buruh migran perempuan, kekerasan terhadap perempuan dan anak2, KDRT, kesehatan reproduksi dsb menjadi kesengsaraan2 global yang harus di sikapi bersama.
‘Aisyiyah telah merumuskan dokumen ideologis tentang Risalah Perempuan Berkemajuan yang luar biasa bersumber dari nilai2 Islam dengan Tauhid yang kokoh, wasathiyah, maslahah dan Rahmat bagi sesama tanpa melihat perbedaan sebagai pedoman dalam Mengokohkan dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan untuk Semesta.
Selamat Milad ‘Aisyiyah ke 107
Gerakan Perempuan Islam Berkemajuan
19 Mei 2017 – 19 Mei 2024
*Ketua MPI PDM Wonosobo.
Editor : M Taufiq Ulinuha